Pentingnya Membangun Bisnis Berbasis Teknologi yang Berkelanjutan dan Restoratif
Oleh Christanto
Editor Christanto
BANDUNG, itb.ac.id - Untuk menciptakan suatu masyarakat yang sehat dan berkelanjutan, membangun sistem commerce dan produksi yang berkelanjutan dan restoratif menjadi sesuatu yang penting. Hal itulah yang dibahas pada Seminar on Entrepreneurship and Technologi Managerial pada Sabtu (26/03/11) di Auditorium Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB. Dengan membawakan tema "Sustainable Technology-Based Business", Kemal Taruc mengajak seluruh peserta untuk membangun sebuah gaya berbisnis dengan perspektif yang baru dan cinta lingkungan.
Staf Ahli Menteri Perumahan Rakyat tersebut memulai pemaparannya dengan menunjukkan data tentang fenomena sosial politik yang ekstrem. "Abad 20 dan 21 akan menjadi masa dimana terjadi hal-hal yang ekstrem," ujarnya. Indonesia telah menjadi negara dengan laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi, yang bahkan lebih tinggi dari Cina dan India.
Dengan fenomena seperti ini, tingkat konsumsi yang tinggi pun tidak dapat dihindari, yang mengakibatkan tereksploitasinya sumber daya alam di bumi. Atas landasan ini, Kemal lalu menjelaskan mengenai konsep bisnis yang didasarkan pada teknologi (technology-based business). Technology-based business merupakan salah satu konsep bisnis yang sangat mempengaruhi eksistensi dari planet bumi, karena berpotensi menciptakan sesuatu yang toksik.
Peduli Lingkungan
Menurut Kemal, seorang pelaku bisnis tak selayaknya lagi menggunakan perspektif bisnis yang lama, dimana pola memaksimalkan profit dan meminimalkan cost menjadi prioritas. "Mulailah sebuah paradigma perspektif bisnis yang baru, dimana pelaku bisnis dituntut untuk peduli terhadap lingkungan," ujarnya.
Agar tercipta suatu pola bisnis seperti ini, sistem commerce dan produksi yang diterapkan dalam suatu perusahaan harus bersifat berkelanjutan dan restoratif. "Bisnis apapun harus mengintegrasikan ekonomi, biologi, dan human system," ujar Kemal. Hal inilah yang akan menciptakan sebuah pengaruh positif (net positive impact).
Menjalankan sistem seperti itu memang dibutuhkan strategi khusus, agar pelaku bisnis tetap memperoleh profit. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan penggunaan limbah berulang. Dengan cara seperti ini, maka limbah yang dihasilkan dari satu proses produksi digunakan kembali untuk memproduksi produk lain.
Dengan fenomena seperti ini, tingkat konsumsi yang tinggi pun tidak dapat dihindari, yang mengakibatkan tereksploitasinya sumber daya alam di bumi. Atas landasan ini, Kemal lalu menjelaskan mengenai konsep bisnis yang didasarkan pada teknologi (technology-based business). Technology-based business merupakan salah satu konsep bisnis yang sangat mempengaruhi eksistensi dari planet bumi, karena berpotensi menciptakan sesuatu yang toksik.
Peduli Lingkungan
Menurut Kemal, seorang pelaku bisnis tak selayaknya lagi menggunakan perspektif bisnis yang lama, dimana pola memaksimalkan profit dan meminimalkan cost menjadi prioritas. "Mulailah sebuah paradigma perspektif bisnis yang baru, dimana pelaku bisnis dituntut untuk peduli terhadap lingkungan," ujarnya.
Agar tercipta suatu pola bisnis seperti ini, sistem commerce dan produksi yang diterapkan dalam suatu perusahaan harus bersifat berkelanjutan dan restoratif. "Bisnis apapun harus mengintegrasikan ekonomi, biologi, dan human system," ujar Kemal. Hal inilah yang akan menciptakan sebuah pengaruh positif (net positive impact).
Menjalankan sistem seperti itu memang dibutuhkan strategi khusus, agar pelaku bisnis tetap memperoleh profit. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan penggunaan limbah berulang. Dengan cara seperti ini, maka limbah yang dihasilkan dari satu proses produksi digunakan kembali untuk memproduksi produk lain.