Peran Kunci ITB Membangun Industri Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia

Oleh Hafsah Restu Nurul Annafi - Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id - Forum Guru Besar, Institut Teknologi Bandung (FGB ITB) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) secara daring melalui Zoom dengan tema "Peran ITB dalam Industri Baterai untuk Electric Vehicles (EV)". Achmad Rochliadi, M.S., Ph.D., Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB, membahas aspek penting dalam memilih bahan kimia baterai untuk kendaraan listrik dalam presentasi berjudul "Selecting Battery Chemistry for Electric Vehicle Batteries", Jumat (31/5/2024).

Beliau menyampaikan gambaran dasar tentang sel elektrokimia, mekanisme kerja baterai, dan faktor-faktor penting dalam memilih bahan kimia baterai. Beliau mengatakan, pemilihan bahan kimia yang tepat menentukan performa, keamanan, dan daya tahan baterai EV.

"Kita harus memahami faktor-faktor seperti densitas energi, densitas daya, umur pakai, keamanan, biaya, dampak lingkungan, ketersediaan bahan baku, dan kematangan teknologi," katanya.

Beliau pun membahas berbagai jenis baterai, termasuk lead acid, Lithium-ion, dan Sodium-ion, serta menjelaskan karakteristik, keunggulan, dan kelemahan masing-masing jenisnya. Beliau menekankan pentingnya riset dan pengembangan untuk mencapai kombinasi ideal antara performa, biaya, dan keamanan baterai.

"Saat ini, baterai nikel mangan kobalt (NMC) menjadi pilihan populer karena memiliki densitas energi yang tinggi, performa yang baik, dan biaya yang relatif terjangkau," tuturnya.

Adapun riset dan pengembangan baterai Solid State, yang memiliki potensi menjadi solusi masa depan dengan keunggulan keamanan dan densitas energi perlu untuk dilakukan. Penting untuk mengatasi tantangan teknis terkait dengan bahan dan proses produksi.

Beliau mengatakan perlunya membangun ekosistem baterai EV yang terintegrasi, mulai dari sumber bahan baku hingga proses daur ulang. "Kita harus memastikan ketersediaan bahan baku, mengembangkan teknologi daur ulang yang efisien, dan membangun infrastruktur yang memadai untuk mendukung adopsi kendaraan listrik," katanya.

Adapun ITB, kata beliau, memiliki peran penting dalam pengembangan industri baterai EV di Indonesia. Berbagai riset dan publikasi telah dilakukan oleh dosen dan mahasiswa ITB di berbagai bidang terkait baterai EV, seperti elektrokimia, material, teknik fisika, dan teknik lingkungan.

"ITB memiliki potensi yang besar untuk menjadi pusat pengembangan teknologi baterai EV di Indonesia," ujarnya.

Beliau menutup paparannya dengan menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah untuk mempercepat pengembangan industri baterai EV di Indonesia. "Dengan dukungan dari berbagai pihak, kita dapat menjadikan Indonesia sebagai pemain kunci di pasar baterai EV global," tuturnya.

Reporter: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)


scan for download