Peran Nyata Komunitas Karasa Membangun Permukiman Inklusif
Oleh Hafsah Restu Nurul Annafi -
Editor Vera Citra Utami
BANDUNG, itb.ac.id - Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung (SAPPK ITB) menyelenggarakan webinar sesi kedua secara bauran, Kamis (30/5/2024). Webinar bertema "Pembangunan Permukiman dalam Konteks Tata Ruang Kota yang Berkelanjutan dan Inklusif" ini menghadirkan Andi Abdulqodir, M.Ds., Pemrakarsa Komunitas Karasa.
Andi, yang juga merupakan desainer, mengungkapkan peran penting komunitas dalam menciptakan permukiman yang inklusif melalui presentasinya berjudul "Karasa.Bdg: From Community for Society with Creativity".
Beliau memaparkan beragam aktivitas Komunitas Karasa yang diprakarsai sejak tahun 2019. Komunitas ini memiliki fokus pada pengembangan kreativitas dan pemberdayaan masyarakat melalui berbagai program, seperti pembuatan mural, workshop creative thinking, pembuatan film pendek, festival, dan berbagai kegiatan sosial lainnya.
"Karasa.Bdg percaya bahwa kreativitas dapat menjadi alat yang ampuh untuk menyelesaikan permasalahan sosial dan membangun komunitas yang lebih inklusif," katanya.
Komunitas Karasa kerap berkolaborasi dengan warga sekitar untuk mewujudkan program-programnya. Misalnya program "Karasa.Design: Bedah Warung 2021" yang menata warung-warung di wilayah sekitar dengan pendekatan desain yang ramah lingkungan dan estetis.
"Kami melibatkan warga secara aktif dalam setiap program kami. Proses kolaborasi ini tidak hanya melahirkan karya kreatif, tetapi juga membangun rasa memiliki dan kebersamaan di antara warga," tuturnya.
Program lainnya yaitu "Karasa.Bdg x Karta RW 02 Gempolsari: Play.GG.Round (Sarana Bermain dan Edukasi Braille)" yang menghadirkan sarana bermain dan edukasi braille untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Program ini merupakan komitmen Komunitas Karasa untuk menciptakan ruang publik yang ramah dan inklusif bagi semua.
Adapula program "Festival Merdeka 2019" dan "Festival Berjuangg" yang merupakan contoh nyata bagaimana komunitas dapat memfasilitasi kesenian dan kreativitas masyarakat. Festival ini merupakan wadah bagi warga untuk berekspresi, membangun kebersamaan, dan meningkatkan rasa cinta terhadap budaya lokal.
Beliau pun menceritakan program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Komunitas Karasa di Lombok, NTB dan workshop creative thinking yang dilakukan di Geopark Ijen, Banyuwangi. Program-program ini membuktikan bahwa komunitas mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, baik di tingkat lokal maupun regional.
"Komunitas merupakan ujung tombak dalam membangun masyarakat yang inklusif. Kreativitas dan semangat gotong royong yang diusung oleh komunitas dapat menjadi motor penggerak untuk menciptakan permukiman yang berkeadilan, nyaman, dan berkelanjutan," katanya.
Reporter: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)