Peran Penting Sains-Agama dalam Pembangunan

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id— Sains dan agama adalah dua hal yang masing-masing memegang peranan penting di masyarakat. Keduanya menempati posisi yang penting sekaligus dilematis dalam studi dan praksis pembangunan.

Banyak pendapat yang hendak memisahkan keduanya, namun tidak sedikit yang mendukung pernyataan bahwa keduanya berhubungan. Implikasi cara pandang sains dan pemikiran keagamaan terhadap pembangunan akan dieksplorasi lebih lanjut dalam Webinar Program Studi Pembangunan 2022 pada Senin (25/4/2022).

Acara diselenggarakan oleh Magister Studi Pembangunan Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pembangunan Kebijakan ITB (SAPPK ITB). Tema yang diangkat yakni “Mencari Titik Temu Sains dan Agama dalam Pembangunan”. Webinar diisi oleh empat narasumber yang ahli di bidangnya untuk melihat berbagai perspektif/sudut pandang di antaranya Haidar Bagir, Ph.D., Ulil Abshor Abdalla, Prof. Dr. Ignatius Bambang Sugiharto, dan Ir. Tubagus Furgon Sofhani, MA., Ph.D.

Acara dibuka oleh Dekan SAPPK Sri Maryati , S.T., MIP., dan dilanjut oleh penyampaian gambaran umum materi pada webinar oleh Pengajar Utama Magister Studi Pembangunan dan PWK Sonny Yuliar, Ph.D., yang sekaligus menjadi moderator.

Sonny banyak membahas awal mula berkembangnya hubungan sains dan agama. Menurutnya, diskusi tentang hubungan sains dan agama sangat klasik karena sudah dibahas sejak zaman dahulu.

Selanjutnya pemaparan materi yang pertama disampaikan oleh Haidar Bagir, Ph.D. Di kesempatan ini, beliau juga membagikan bukunya yang ditulis berjudul Sains ‘Religius’ Agama ‘Saintifik’. Pada pemaparannya, Haidar banyak membahas hal-hal penting yang dibahas dalam bukunya yakni mengaitkan pengembangan sains terhadap pembangunan dan peran agama di dalamnya.

Di sesi kedua, materi disampaikan oleh Ulil Abshor Abdalla yang membahas awal mula perdebatan sains dan agama. Selanjutnya dibahas mengenai pentingnya memahami Sains dan Agama secara beriringan oleh Prof. Dr. Ignatius Bambang Sugiharto di sesi 3 webinar.

“Dialog antara sains dan agama diperlukan untuk sedikit mengurangi kebingungann tentang makna dan arah hidup kita, memperkuat keyakinan, membuat keyakinan/iman bertumbuh lebih matang dengan menyiangi apa yang inti dan apa yang bukan inti, sekurang-kurangnya memperluas kemungkinan pemahaman atas kehidupan dan semesta,” kata Prof. Ignatius.


Pemahaman akan keduanya juga berimplikasi bagi pembangunan seperti membantu menghindarkan konflik-konflik yang tidak perlu, melihat nilai yang pokok dalam kehidupan bangsa, membantu mengkonsolidasi/sinergi banyak potensi yang terkandung dalam iptek maupun kehidupan spiritual/agama, dan lebih mampu berkontribusi pada perkembangan manusia sebagai spesies secara keseluruhan

Reporter: Pravito Septadenova Dwi Ananta (Teknik Geologi, 2019)