Peranan dan Peluang AI untuk Meningkatkan Pembelajaran

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id - Direktorat Pengembangan Pendidikan Institut Teknologi Bandung (ITB) mengadakan webinar “AI For Educators”, Jumat (21/6/2024). Salah seorang narasumber, Prof. Dr. Ir Bambang Riyanto Trilaksono, menyampaikan materi mengenai kemampuan dan peran AI dalam membantu dosen mengajar dan menilai.

Beliau menyampaikan, artificial intelligent (AI) merupakan agen cerdas buatan yang menerima persepsi dari lingkungan sekitarnya dan mengambil tindakan berdasarkan lingkungan tersebut. Kehidupan manusia sehari-hari sudah banyak terpapar oleh AI, yang merupakan simulasi cara berpikir otak manusia di komputer.

“Cara berpikir di otak, disimulasikan di komputer. Prinsip-prinsip yang digunakan di otak kita dituangkan ke komputer, itulah AI,” katanya.

Secara evolusi, perkembangan AI dimulai pada tahun 1950-an dan terus berkembang hingga kini, dengan munculnya generative AI. Teknologi ini memungkinkan manusia membuat teks menjadi foto, teks yang sensitif terhadap respons atau query, dan ke depannya semua hal tersebut akan saling terkoneksi. Perkiraan selanjutnya adalah perkembangan AI yang dapat dikenakan atau wearable AI.

Dalam penerapannya, AI menggunakan metode deep learning. Metode ini bekerja dengan meniru kinerja otak manusia. Dengan metode ini, pengguna AI dapat melakukan klasifikasi terhadap foto atau video, baik klasifikasi biner maupun multiclass, dan dapat diterapkan pada berbagai jenis data.

Kehadiran AI memberikan peluang inovatif, khususnya dalam proses pengajaran dan penilaian. “Para dosen dapat menggunakan AI untuk meningkatkan pengalaman belajar dan mengajar, contohnya dengan menciptakan pembelajaran di kelas dengan lebih interaktif dan personal,” tuturnya.

AI memberikan banyak kemudahan dalam proses pengajaran dan penilaian, tetapi tetap tidak dapat menggantikan peran manusia yang sangat vital, sebagai penggerak utama proses pembelajaran di kelas.

Secara umum, terdapat tiga kategori penggunaan AI yang dapat diadopsi oleh para dosen. Pertama, AI tidak digunakan pada keterampilan yang membutuhkan kemampuan berpikir kritis, pengingatan, serta keterampilan fundamental yang diperlukan dalam suatu program studi. Kedua, AI dapat digunakan sebagai pendekatan asistif. Ketiga, membantu dalam proses penilaian.

Di ITB, penerapan AI dapat dilakukan dengan berbagai penyesuaian yang fleksibel. “Para dosen memiliki kebebasan untuk menentukan kategori penggunaan AI yang paling sesuai dengan kebutuhan dan konteks pembelajaran mereka masing-masing,” tuturnya.

Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)