Perjalanan ITB Membagun Kolaborasi Desa Wisata Terpadu di Selatan Magetan
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Saat ini, pembangunan desa wisata tengah menjadi primadona. Antusiasme ini turut dirasakan oleh masyarakat di empat desa di Kecamatan Parang Selatan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, yakni Desa Ngunut, Desa Trosono, Desa Sayutan, serta Desa Bungkuk. Magetan sendiri telah dikenal melalui ikon wisata seperti Gunung Lawu, Telaga Sarangan, dan Taman Genilangit. Akan tetapi, daya tarik wisata tersebut hampir seluruhnya terletak di bagian utara dan barat kabupaten, sedangkan bagian selatannya belum dikenal sebagai destinasi.
Fenomena ini membuat masyarakat dan pemerintah empat desa di selatan Magetan tersebut semakin termotivasi untuk menciptakan magnet baru pariwisata di desanya. Menyadari bahwa pembangunan desa wisata tidak dapat dilakukan sendiri, mereka bekerja sama dengan nama Blego-Bungkuk (B2) Jaya. Secara harfiah, nama tersebut menunjukkan bahwa keempat desa dipersatukan Gunung Blego dan Gunung Bungkuk. Pemerintah desa juga menunjukkan keseriusannya melalui kolaborasi bersama Pemerintah Kabupaten Magetan, yang kemudian menjembatani kerja sama dengan ITB.
Langkah ini diawali dengan audiensi keempat pemerintah desa dalam naungan B2 Jaya dengan pihak ITB pada pertengahan Desember 2021. Audiensi kemudian ditindaklanjuti dengan penandatanganan MoU antara Bupati Magetan dan Rektor ITB sebagai payung hukum bagi program pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. ITB berkomitmen untuk mendampingi pengembangan desa wisata terpadu.
Pada tahap awal kerja sama pada 2022, LPPM ITB menginisiasi tiga kegiatan utama pengabdian masyarakat di kawasan B2 Jaya. Pertama, mereka menyusun rencana desa wisata terpadu sesuai kebutuhan dan keinginan keempat pemerintah desa. Selanjutnya, kegiatan diikuti oleh pemberdayaan masyarakat untuk menggali potensi pariwisata di setiap desa, termasuk keunggulan sumber daya alam dan budaya. Terakhir LPPM ITB melakukan pemetaan potensi keragaman geologi dan sumber daya air untuk mendukung pengembangan geowisata dan penyediaan air bagi wisatawan.
Seluruh kegiatan yang dilakukan ITB di empat desa B2 Jaya berusaha melibatkan warga, bahkan sejak dari proses perencanaan. Perlu strategi dan tahapan yang tepat agar mereka dapat mengikuti dan menerima alur pembangunan kepariwisataan desa dengan baik. Tim Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2Par) ITB, yang bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pertama dan kedua, mendorong para kepala desa untuk membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Harapannya, Pokdarwis dapat menjadi penggerak pariwisata sebagai tim utama yang dilibatkan dalam proses perencanaan. Keterwakilan seluruh komunitas di desa menjadi kunci kekompakkan agar terhindar dari konflik.
Semangat Pokdarwis di keempat desa dapat sangat dirasakan, walaupun perencanaan belum usai. Misalnya, setiap akhir pekan, Pokdarwis Ngunut Berseri Desa Ngunut bahu-membahu bersama para pemuda dan petani di sekitar kawasan untuk membuka akses jalan ke Puncak Kleco. Inisiatif ini turut didukung oleh jajaran pemerintah desa, sampai ke Ketua RT dan RW, untuk melakukan mobilisasi.
Sebagai kegiatan berikutnya, ITB melakukan diskusi kelompok terpumpun dengan berbagai perwakilan komunitas di Kantor Desa Sayutan pada 8 Juni 2022. Perwakilan masyarakat yang berjumlah hampir 50 orang ini diberikan pemahaman dasar tentang kepariwisataan dan wawasan manfaat pengembangan desa wisata. Mereka diajak untuk mengidentifikasi keunggulan desanya serta memetakan permasalahan utama yang mungkin dihadapi.
Tim P-P2Par ITB juga mengumpulkan data dan mendiskusikan konsep awal pengembangan bersama Pokdarwis dan pemerintah desa, langsung di lapangan. “Kegiatan ini dilaksanakan agar dapat mengetahui kondisi yang sebenarnya dan terkini, serta prospek pengembangan yang dapat dilakukan sesuai dengan harapan dan cita-cita masyarakat dan pemerintah setempat,” sebut Budi Faisal, M.AUD, MLA, Ph.D., yang turut terlibat dalam tim.
Setelah survei dan konsep awal perencanaan disusun bersama, pada 10 Juni 2022, pemerintah keempat desa mengundang dialog Pemerintah Kabupaten Magetan dengan turut mengundang lima anggota DPRD, termasuk juga yang membidangi urusan kepariwisataan. Upaya merencana dilanjutkan pada akhir September hingga awal Oktober 2022, difokuskan pada menggali dan merumuskan program prioritas untuk membangun keterpaduan pengembangan desa wisata dan program tindak yang lebih detail untuk setiap desa wisata.
Ke depannya, pengembangan desa wisata di Kawasan B2 Jaya diharapkan dapat berjalan dengan terpadu sesuai perencanaan. Dukungan berbagai pihak dibutuhkan untuk mewujudkan satu kesatuan destinasi pariwisata yang berdaya saing sebagai magnet pertumbuhan di bagian selatan Magetan. Faktor penentu keberhasilan berada di tangan masyarakat dan pemerintah desa yang harus selalu bergerak secara konsisten, tidak hanya dalam pembangunan fisik, tetapi juga sumber daya manusianya.
*Artikel ini telah dipublikasi di Media Indonesia rubrik Rekacipta ITB, tulisan selengkapnya dapat dibaca di laman https://pengabdian.lppm.itb.ac.id
Reporter: Sekar Dianwidi Bisowarno (Rekayasa Hayati, 2019)