Perpustakaan ITB: Tingkatkan Budaya Membaca Melalui Peningkatan Mutu Pelayanan
Oleh Syardianto
Editor Syardianto
Berkaca pada Negara maju, budaya membaca buku telah melekat pada diri mereka sedari dini. Pasalnya, dengan membaca dapat meningkatkan kecerdasan, mendapatkan informasi dan memperdalam ilmu, maka dari itu untuk menanamkan budaya tersebut perpustakaan ITB sebagai salah satu Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia memberikan suatu pelayanan peningkatan mutu minat baca para mahasiswa melalui peningkatan standardisasi fasilitas dan peminjaman buku bacaan. Peminjaman buku yang semula hanya dilakukan secara manual melalui pendataan pada selembar kartu bewarna kuning, kini telah berubah menjadi pendataan menggunakan teknologi informasi yang efektif dan efisien.
Ditemui pada saat wawancara singkat Kamis, 30 Januari 2014, Drs. Mahmudin selaku Kepala Perpustakaan Pusat ITB mengatakan bahwa saat ini sistem peminjaman buku di Perpustakaan Pusat ITB telah berorientasi pada pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, sistem tersebut bernama OMS (Opec Management System) yang dibuat oleh Perpustakan ITB sendiri. Tentu dengan adanya sistem ini, Mahmudin berharap agar para mahasiswa mendapatkan kenyamanan dalam peminjaman buku. Banyak kasus ditemukan bahwa akar masalah peminjaman buku secara manual adalah kartu perpustakaan yang hilang, rusak dan sebagainya sehingga tak sedikit mahasiswa yang enggan untuk meminjam buku karena masalah tersebut. Untuk itu, pada sistem baru ini para mahasiswa cukup dengan menggunakan Kartu Tanda Mahasiswa sebagai data diri selanjutnya secara otomatis proses perekaman data buku dilakukan melalui sistem di komputer. Tercatat dengan prinsip kelajuan, semakin tinggi taraf intensitas pinjam meminjam buku maka intensitas minat baca juga semakin tinggi, ditambah lagi dengan kondisi perbaharuan peminjaman yang lebih canggih.
Mahmudin mengakui bahwa tingkat animo mahasiswa ITB untuk membaca tergolong tinggi dibuktikan dari volume jumlah mahasiswa yang datang ke perpustakaan setiap harinya kecuali pada hari libur. Oleh karena itu, selaku kepala Perpustakaan periode 2009 ini, Mahmudin selalu mengupayakan untuk menambah jumlah dan jenis buku. Buku tersebut berasal dari dana anggaran pusat, pengadaan buku dari ITB, dan donasi alumni ITB sendiri. Guna menunjang dan meningkatkan kualitas budaya membaca di kalangan Mahasiswa, perpustakaan ITB buka dari Senin hingga Sabtu dengan jadwal tutup hingga malam, jadi tak heran selain fasilitas berstandar Teknologi Informasi juga pelayanan yang diberikan Perpustakaan ITB patut didukung dengan baik.
Mahmudin berpesan agar seluruh Mahasiswa ITB tetap saling menjaga sarana menggali informasi ini, menjaga ketenangan saat di lokasi, dan menjaga buku-buku tersebut agar tetap bisa di baca oleh generasi- generasi selanjutnya. Kemudian, Mahmudin berharap kiranya tersedia kembali ruang khusus diskusi atau ruang berkumpul untuk Mahasiswa Tahap Persiapan Bersama Tingkat pertama, karena tingkat pengunjung yang datang ke perpustakaan adalah 60% berasal dari Mahasiswa Tingkat Pertama. "Tentu hal ini perlu kita fasilitasi lebih, jika melihat semangat mereka," tutur Mahmudin bersemangat. Respon mahasiswa terkait dengan pembaruan sistem pemimjaman buku pun cukup positf. Salah satu pengunjung perpustakaan memberikan komentarnya terhadap sistem ini. "Saya sangat senang belajar di Perpustakaan sambil menunggu kuliah karena nyaman dan tenang. Selain itu, peminjaman buku saat ini lebih canggih sehingga membuat saya senang untuk selalu meminjam buku di perpus," ujar Lia (FTTM 2013)