Pertemuan dan Ramah Tamah Rektor ITB dengan Mahasiswa ITB di Shinagawa Tokyo Jepang

Oleh Nugroho - nugroho.hananto@gmail.com-phone:08156208182-ket:Alumni

Editor Pengirim Lepas


Pada hari Senin tanggal 8 Oktober 2007 setelah bertolak dari Kyoto dalam rangka pertemuan rektor dari universitas yg berasal mancanegara yg masih merupakan rangkaian acara dari The Science and Technology in Society Forum Fourth Annual Meeting, Rektor ITB Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso bersama dengan Wakil Rektor ITB Bidang Komunikasi dan Kesekretariatan, Dr. Ir. Boy Kombaitan menyempatkan untuk bersillahturahmi dengan alumni ITB dan mahasiswa ITB yg berada disekitar Tokyo. Jamuan dilakukan setelah jam berbuka puasa, bertempat di sekitar Shinagawa Station tidak jauh dari tempat Rektor dan Wakil Rektor bermalam. Hadir dalam acara tersebut alumni ITB berjumlah sebelas orang yg sedang melakukan studi lebih lanjut ke jenjang S2, S3 dan terdapat pula alumni yg telah menyelesaikan program Doktor lalu saat ini bekerja sebagai asisten Profesor. Selain alumni hadir pula tiga orang mahasiswa ITB yg berasal dari FT, TM dan EL yg sedang mengikuti pertukaran pelajar Youth Scientist Exchange Program.
Pembicaraan di meja makan dibuka sepatah dua patah kata pembuka oleh Rektor. Rektor menyatakan apabila ada kesempatan berkunjung ke suatu tempat selalu beliau berusaha untuk bertemu dengan rekan-rekan satu almamater yg berada di tempat tersebut selain untuk menjalin tali silahturahmi. Sambil menunggu tempura serta hidangan lain tiba, makan malam diselingi dengan perkenalan. Perkenalan dimulai dengan nama, jurusan tempat menimba ilmu, nama afiliasi institusi yg menaungi, serta nama beasiswa yg diterima. Ternyata alumni ITB yg hadir berasal dari beragam jurusan SR,EL,FT,PL,MS,MT, dan IF. Dalam kesempatan tersebut afiliasi para alumni di Jepang juga beragam dari Tokyo National University of Fine Arts & Music, University of Electro-Communications, Tokyo Institute of Technology, dan Keio University. Perkenalan dimulai dengan nama, jurusan tempat menimba ilmu, nama afiliasi di Jepang, serta nama beasiswa yg diterima. Semua alumni ITB yg hadir pada jamuan makan malam tersebut berhasil mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi baik dari Monbukagakusho (Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Olah Raga, Sains dan Teknologi Jepang), maupun JICA (Japan International Cooperation Agency). Hal ini tentu saja membuat Rektor dan Wakil Rektor senang karena sebagai pendidik sekaligus jajaran eksekutif ITB hal tersebut merupakan salah satu wujud bahwa lulusan ITB yg merupakan hasil dari proses pendidikan selama bertahun-tahun di kampus ganesha mampu sejajar dengan mahasiswa lain di luar negeri serta mampu melanjutkan studinya ke jenjang yg lebih tinggi. Selama beberapa tahun terakhir Rektor memang selalu mendorong pihak-pihak yg berwenang di kampus ITB untuk memberikan recommendation letter bagi lulusan ITB yg ingin melanjutkan studinya lebih lanjut.
Rektor juga ingin mendapatkan gambaran apakah yg didapat selama dari ITB masih cukup relevan dengan kondisi aktual tempat para alumni saat ini berada, setidaknya di Jepang. Masukan yg dilontarkan kepada rektor diantaranya, bagaimana membuat ITB menjadi kampus yg lebih international karena salah satu atmosfer yg bisa dirasakan dengan sekolah di luar negeri diantaranya bisa berinteraksi dengan mahasiswa mancanegara. ITB sendiri telah mendatangkan mahasiswa mancanegara melalui berbagai program. Selain itu ada pula yg menyampaikan agar kuliah bahasa asing yg berjenjang dari level pemula hingga mahir dapat masuk dalam kredit SKS. Mengingat jumlah lulusan ITB yg melanjutkan pendidikannya di luar negeri dari tahun ke tahun semakin meningkat maka kemampuan berbahasa (selain bahasa Indonesia dan Inggris) menjadi syarat masuk universitas mancanegara serta menjadi keunggulan tersendiri dalam pengajuan aplikasi beasiswa. Dalam kesempatan itu dibicarakan pula pengembangan advanced science agar penelitian yg dilakukan ITB mampu relevan dengan teknologi R&D yg ada di Luar Negeri, ITB sendiri sudah merintis hal tersebut dengan membuka kampus riset yg berada di Bekasi serta rencana lain yg saat ini sedang dimatangkan.
Seperti sesuai dengan pepatah tak kenal maka tak sayang dengan semakin banyak lulusan ITB yg menyebar di berbagai belahan dunia maka akan membuat ITB semakin dikenal. Sebagaimana layaknya bola salju yg bergulir dengan semakin dikenalnya ITB maka akan memudahkan ITB untuk mendapatkan kesempatan yg bisa dijajaki. Rektor juga menyinggung dalam pertemuan bersama para rektor universitas di Kyoto, Universitas-Universitas di Amerika,Eropa dan Jepang sudah cukup banyak yg familiar dengan nama ITB. Dikatakan pula beberapa alumni ITB yg berada di luar negeri selain Jepang diantara para alumni tsb mendapatkan posisi akademik di berbagai institusi baik di Eropa dan Asia. Acara makan malam diakhiri dengan perpisahan antara alumni dan mahasiswa dengan Rektor dan Wakil Rektor di Shinagawa Station.