Pesona Minangkabau Meriahkan Dies Natalis Ke-39 UKM ITB

Oleh Syardianto

Editor Syardianto

BANDUNG, itb.ac.id - Unit kesenian Minangkabau (UKM ITB) adalah salah satu unit budaya ITB yang berasal dari Sumatera Barat. Unit yang telah berdiri sejak lama ini kembali merayakan Pesta Kebudayaan dalam rangka Dies Natalis Ke-39 pada Minggu (27/04/14). Pada Dies Natalis kali ini, UKM ITB mengambil tema "Pesona Minangkabau" yang mengeksplorasi dan mempersembahkan betapa kayanya negeri pemilik jam gadang ini.

Acara ini berhasil memukau ratusan mata pengunjung yang melihat setiap liku indah kebudayaan minang ini, baik dari mahasiswa ITB sendiri hingga pengunjung luar yang berada di sekitar kampus ITB. Acara yang telah dimulai pada sore hari ini menampilkan pawai kebudayaan atau arak-arakan keliling kampus ITB kemudian dilanjutkan dengan wisata kuliner khas Sumatera barat seperti sanjay, keripik balado, dan lainnya.

Ratih (FTMD 2013) , salah satu anggota UKM ITB mendapat kesempatan luar biasa untuk tampil di acara Pesona Minangkabau ini dengan membawakan salah satu tarian populer asal Sumatera Barat yaitu tari payung. Tari payung ini dikenal sebagai tari pergaulan yang melambangkan kasih sayang sepasang kekasih. Sesuai namanya, properti wajib dalam pementasan tari ini adalah payung yang dibawa penari lelaki yang mengusung simbol pelindung. Penari lelaki akan menutupi kepala penari wanita yang menjadi pasangan penarinya. Sementara, penari wanita mengenakan selendang khas Padang sebagai kostum dan melambangkan kesiapan dalam membina rumah tangga.


 Tidak hanya pertunjukan tari saja yang disuguhkan oleh negeri yang khas dengan masakan rendang ini, tetapi terdapat juga penampilan randai, drama, dan penampilan lagu minangkabau. Acara yang kaya akan kebudayaan minang ini berlangsung hingga pukul 23.00 WIB yang berhasil memeriahkan suasana kampus di malam hari. Tidak hanya sekedar penampilan budaya tari, cerita adat, vokal suara, wisata kuliner dan arak-arakan, tetapi yang lebih penting adalah tujuan untuk melestarikan budaya yang ditinggalkan oleh para leluhur. Kegiatan ini telah membuktikan bahwa mahasiswa ITB tidak hanya mengisi asa dengan intelektual tetapi juga kegiatan yang positif dalam memperkaya diri dengan mewarisi dan memperkenalkan budaya negeri sendiri kepada khalayak banyak, karena seorang pemuda yang berkarakter adalah pemuda yang tidak meninggalkan kebudayaan aslinya.

"UKM ITB adalah unit mahasiswa yang sangat baik, sewaktu saya duduk di bangku menengah atas, saya sama sekali tidak terlalu mengenal kebudayaan daerah saya sendiri, dan sekarang ketika saya telah berada di ITB saya bertekad ingin mempelajari unsur budaya negeri yang kaya ini, mengisi waktu tidak hanya memperkaya otak kiri melalui aspek kognitif tetapi juga harus menyeimbangkan otak kanan melalui aspek estetika seperti kegiatan organisasi ini." ujar Ratih.