Pharmanova 2013, Siapkan Farmasis untuk Hadapi Tantangan di Masa Depan
Oleh Neli Syahida
Editor Neli Syahida
Antusiasme mahasiswa Farmasi dalam mengikuti acara Pharmanova ini cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya universitas yang berpartisipasi dalam acara ini, di antaranya Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Andalas, Universitas Padjajaran, Universitas Brawijaya, dll. Salah satu acara yang paling diminati adalah PDF yang bertujuan untuk memberikan wawasan dan bekal bagi calon farmasis untuk terjun ke dunia kerja kefarmasian.
Sesi pertama PDF diawali dengan materi pengenalan diri yang bertujuan untuk menemukan profesi yang sesuai dengan kepribadian masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan sesi kedua yaitu workshop singkat tentang bagaimana cara membuat riwayat hidup, surat lamaran kerja, dan trik menghadapi wawancara kerja. Sesi ketiga merupakan sharing alumni Farmasi ITB dari tiga bidang, yaitu farmasi klinik, farmasi industri, dan farmasi entrepreneur. Salah satu pembicara yang hadir pada talkshow tersebut adalah Nurhayati yang merupakan pendiri Wardah.
Inovasi sebagai Solusi atas Permasalahan Kesehatan
Salah satu bentuk inovasi yang dihadirkan pada Pharmanova 2013 adalah adanya Lomba Produk Kesehatan Nasional (LPKN). Pada kompetisi ini, peserta dituntut untuk membuat inovasi produk kesehatan yang berguna bagi masyarakat. Selain diminta untuk mempresentasikan produk ini di depan juri, peserta juga diminta untuk memamerkan produk tersebut kepada masyarakat umum melalui stand yang sudah disediakan oleh panitia. Selain LPKN, ada juga kompetisi PCE, dimana peserta diuji untuk menghadapi pasien fiktif dengan latar belakang dan kondisi patologi yang berbeda-beda.
Ujang Purnama (Sains dan Teknologi Farmasi 2011) selaku Ketua Panitia Pharmanova 2013 mengungkapkan bahwa acara ini memang ditujukan untuk apoteker yang berkutat di bidang farmasi. Tema yang diambil pada tahun ini yaitu "Inovasi Farmasi untuk Kesehatan Negeri". Untuk memenuhi tujuan tersebut, Phamanova menghadirkan pembicara dari Kementerian Kesehatan RI, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Direktur Produksi PT. Indofarma, serta Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) untuk menyampaikan materi pada seminar nasional. Harapannya, masyarakat dapat terbuka pikirannya mengenai persiapan apoteker Indonesia, industri obat, badan regulasi, dan masyarakat luas dalam menghadapi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Panitia berharap acara ini dapat memberikan pelajaran, pengalaman dan kesadaran kepada semua orang, khususnya apoteker, mengenai tantangan yang ada serta inovasi yang dapat diberikan untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan. Secara spesifik, Ujang juga berharap bahwa acara ini bisa meningkatkan kesadaran seluruh masyarakat mengenai isu besar yang sudah ada di depan mata, yaitu diberlakukannya SJSN sebagai pengganti Askes yang akan diberlakukan pada tahun depan.
(Oleh: Reksy Indra Rakasiwie, ITB Journalist Apprentice 2013)