Pidato Ilmiah Guru Besar ITB: Keikutsertaan Ilmu Geokimia Jadi Keharusan Dalam Eksplorasi Migas di Indonesia

Oleh Christanto

Editor Christanto

BANDUNG, itb.ac.id - Kenaikan permintaan minyak dan gas bumi memacu peningkatan eksplorasi petroleum di dunia, sehingga menyebabkan pasokan migas konvensional semakin menipis. Untuk menemukan akumulasi migas yang komersial, ilmu geokimia memainkan peranan yang penting. Hal itulah yang disampaikan oleh Prof. Dr. Eddy Ariyono Subroto, Guru Besar Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB pada Pidato Ilmiah Guru Besar ITB, yang diselenggarakan Jumat (30/09/11) di Balai Pertemuan Ilmiah ITB.
Dalam pidato ilmiah yang berjudul "Peran Geokimia Petrolium Dalam Usaha Eksplorasi Migas di Indonesia" tersebut, pria yang saat ini menjabat sebagai Dekan FITB itu memulai paparannya dengan menceritakan sejarah pencarian minyak bumi. "Rembesan minyak bumi alami telah diketahui sejak awal sejarah kehidupan manusia, dan sering diikuti dengan penggalian sumur di sekitar lokasi rembesan," ujarnya.

Menurut lulusan Curtin University of Technology, Australia tersebut, kebutuhan energi di dunia semakin meningkat tajam, tak terkecuali di Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah juga menggali potensi energi dari yang tidak konvensional. Eksplorasi energi tersebut menjadikan ilmu geokimia sebagai ilmu yang penting dan sangat diperlukan.

Ilmu geokimia sendiri kemudian terus berkembang, sehingga tidak saja berupa ilmu tradisional atau ilmu yang mendasarkan analisisnya dari data kualitatif, tetapi juga menjadi arah kuantitatif. Saat ini muncullah pemodelan cekungan (basin modelling) berbasis geokimia. Dengan adanya pemodelan ini, ilmu geokimia berperan semakin signifikan.

Di akhir paparannya, Eddy menyampaikan sedikit pendapatnya mengenai peran ilmu geokimia dalam eksplorasi migas. "Jika di masa lampau suatu pemboran boleh dilakukan hanya dengan justifikasi ilmu geofisika, maka sekarang keikutsertaan ilmu geokimia sudah menjadi keharusan," ungkapnya.

Profil Singkat

Prof. Eddy Ariyono Subroto lahir di Malang pada 16 Juni 1954. Suami dari Emmy Susanny Subroto dan ayah dari Rexy Hamza Subroto dan Cynthia Ghaida Subroto ini lulus dari Teknik Geologi ITB pada tahun 1979, kemudian ia melanjutkan pendidikan doktornya di bidang geokimia petroleum di Curtin University of Technology, Perth, Australia.

Semasa bertugas di ITB, Eddy pernah menjabat sebagai Kepala Kantor Manajemen Hak atas Kekayaan Intelektual ITB, Ketua Kelompok Keilmuan Geologi dan Paleontologi di FITB, Wakil Dekan di FITB, serta sekarang ini sedang menjabat sebagai Dekan FITB. Ia juga aktif melakukan publikasi ilmiah baik di jurnal maupun prosiding nasional dan internasional, hingga akhirnya diangkat menjadi Guru Besar ITB pada tahun 2011.