Pidato Ilmiah Prof. Suprihanto Notodarmojo

Oleh

Editor

BANDUNG, itb.ac.id - Kemarin(25/5), Prof. Suprihanto Notodarmojo menyampaikan pidato ilmiahnya tentang “Peran Teknik Penyediaan Air Minum Untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa”. Bertempat di Balai Pertemuan Ilmiah ITB, Prof. Suprihanto menekankan bahwa sebenarnya biaya pengolahan untuk memperbaiki kualitas air tidaklah seperti yang dibayangkan oleh kebanyakan masyarakat. “Biaya itu tidaklah mahal, lewat pidato ilmiah ini saya ingin menyampaikan terutama kepada pemerintah, bahwa sebenarnya rakyat miskin memiliki alternatif untuk mencukupi kebutuhan air bersihnya sehari-hari, yakni dengan mengolahnya sendiri secara sederhana,” tukasnya. “Bayangkan rakyat miskin yang tidak berlangganan air dari PDAM, berapa biaya yang harus mereka keluarkan untuk satu jerigen air sebanyak 20 liter? Sekitar 1000 rupiah yang berarti 1 liter airnya berharga sekitar 50 rupiah. Bandingkan dengan pelanggan PDAM yang hanya membayar 1000 rupiah untuk 1 meter kubik air, maka rakyat miskin yang membeli air dalam jerigen tadi pun membayar harga yang 50 kali lipat lebih mahal untuk 1 liter air, padahal kemampuan ekonomi para pelanggan PDAM bisa dikatakan lebih baik daripada rakyat miskin yang membeli air dalam jerigen ini. Hal ini tidak adil bagi rakyat miskin. Biaya mahal untuk kebutuhan air ini seharusnya dapat dialokasikan untuk meningkatkan kualitas kehidupan mereka untuk biaya kesehatan, pendidikan, dsb.”, jelas beliau. Dalam pidato ilmiahnya, Prof. Suprihanto juga menyampaikan penelitian-penelitiannya yang dikembangkan di laboratorium pengolahan air, seperti mengenai aplikasi dan pengembangan teknik elektrokimia, pengembangan dan aplikasi GRSB untuk ‘compact clarifier’, pengembangan dan aplikasi teknologi UFBC, aplikasi dan pengembangan membran dalam pengolahan air, serta aplikasi dan pengolahan air bersih berbasis ozon.