Teknik Lingkungan ITB dan IATPI Gelar Seminar Nasional Bahas Air Minum
Oleh Bayu Rian Ardiyansyah
Editor Bayu Rian Ardiyansyah
BANDUNG, itb.ac.id - Pemerintah telah menetapkan target peningkatan akses layanan air minum ke seluruh penduduk Indonesia pada tahun 2019. Menanggapi hal tersebut, Program Studi Teknik Lingkungan ITB bekerjasama dengan Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Lingkungan (IATPI) menyelenggarakan seminar nasional bertemakan "Tantangan Pengembangan Air Minum dalam Rangka Mencapai Target Cakupan Akses Layanan 100% Tahun 2019". Seminar yang digelar pada Kamis (18/12/14) di Aula Barat ITB ini mengundang perwakilan dari berbagai kalangan yang ikut berperan dalam penanganan akses air minum, mulai dari pemerintah, akademisi, asosiasi profesi, asosisasi industri, lembaga nonpemerintah seperti IUWASH dan WSP hingga mahasiswa.
Acara dibuka dengan sambutan dari Prof. Suprihanto Notodarmojo selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB dan disambung dengan sambutan Dr. Ir. Alex Abdi Chalik sebagai Ketua Umum IATPI. "Tantangan ini sulit tapi bukan mustahil. Sebenarnya Indonesia mempunyai sumber air yang besar hingga nomor lima terbesar di dunia, hanya saja masalahnya sumber air tersebut tidak merata. Bahkan, saat ini orang miskin justru membayar air lebih mahal daripada orang kaya. Di sinilah seharusnya peran pemerintah untuk bisa memberikan manfaat kepada warganya," tutur Prof. Suprihanto.
Seminar nasional ini terbagi ke dalam tiga sesi yang dimulai dengan pemaparan makalah kunci tentang program prakarsa pemukiman berkelanjutan dari Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PU dan PERA. Selanjutnya, masing-masing sesi mendiskusikan tema yang saling berkesinambungan, yakni terkait arah kebijakan strategi pengembangan air minum 2015-2019, sumber air dan kinerja pengelolaan air minum di daerah, serta perspektif lembaga pembangunan multilateral dan dunia usaha. Setiap sesi menghadirkan pembicara yang berkompetensi dan berpengalaman dari berbagai pihak agar bisa terwujud dialog yang interaktif dan konstruktif di bidang pengembangan air minum. Selain itu, seminar ini juga menjadi tempat diskusi antar para pemangku kepentingan sebagai masukan terhadap perumusan kebijakan dan strategi pengembangan air minum ke depan.
Sebagai penutup, tim perumus yang diketuai oleh Imamsyah Rusli menyampaikan hasil rumusan yang terangkum dari seminar nasional ini. Imamsyah menuturkan bahwa akar permasalahan air minum ini mencakup sumber air baku, sistem pengelolaan, aspek teknis, kapasitas lembaga dan sumber daya manusia, hingga skema pembiayaan menjadi masalah yang perlu segera dibenahi bersama. Rumusan tersebut nantinya akan disampaikan sebagai rekomendasi kebijakan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. "Hasil seminar ini akan disampaikan ke pemerintah untuk mempertajam langkah strategis supaya akselerasi pengembangan air minum ini bisa cepat terealisasikan. Yang penting adalah komitmen bersama, sinergi semua pihak, dan optimis bahwa ini bisa tercapai," tutup Alex.
Seminar nasional ini terbagi ke dalam tiga sesi yang dimulai dengan pemaparan makalah kunci tentang program prakarsa pemukiman berkelanjutan dari Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PU dan PERA. Selanjutnya, masing-masing sesi mendiskusikan tema yang saling berkesinambungan, yakni terkait arah kebijakan strategi pengembangan air minum 2015-2019, sumber air dan kinerja pengelolaan air minum di daerah, serta perspektif lembaga pembangunan multilateral dan dunia usaha. Setiap sesi menghadirkan pembicara yang berkompetensi dan berpengalaman dari berbagai pihak agar bisa terwujud dialog yang interaktif dan konstruktif di bidang pengembangan air minum. Selain itu, seminar ini juga menjadi tempat diskusi antar para pemangku kepentingan sebagai masukan terhadap perumusan kebijakan dan strategi pengembangan air minum ke depan.
Sebagai penutup, tim perumus yang diketuai oleh Imamsyah Rusli menyampaikan hasil rumusan yang terangkum dari seminar nasional ini. Imamsyah menuturkan bahwa akar permasalahan air minum ini mencakup sumber air baku, sistem pengelolaan, aspek teknis, kapasitas lembaga dan sumber daya manusia, hingga skema pembiayaan menjadi masalah yang perlu segera dibenahi bersama. Rumusan tersebut nantinya akan disampaikan sebagai rekomendasi kebijakan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. "Hasil seminar ini akan disampaikan ke pemerintah untuk mempertajam langkah strategis supaya akselerasi pengembangan air minum ini bisa cepat terealisasikan. Yang penting adalah komitmen bersama, sinergi semua pihak, dan optimis bahwa ini bisa tercapai," tutup Alex.