Pidato Rektor pada Wisuda Juli ITB 2016: Kelulusan sebagai Langkah Awal Kedaulatan Indonesia Mendatang

Oleh Muhammad Arief Ardiansyah

Editor Muhammad Arief Ardiansyah

BANDUNG, itb.aRektor ITBc.id - Institut Teknologi Bandung kembali mengadakan wisuda dipenghujung tahun ajaran 2015/2016. Wisuda ketiga bagi lulusan program sarjana (S1) dalam satu tahun akademik terakhir ini baru saja dilaksanakan di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) pada Sabtu (30/07/16). Mengawali sidang terbuka wisuda yang turut dihadiri oleh Duta Besar Selandia Baru ini, Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA menyampaikan sambutan hangat yang bertemakan mewujudkan kedaulatan energi di Indonesia.

Energi merupakan salah satu komponen penting dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia, baik untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk kegiatan ekonomi dan pembangunan nasional. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada persoalan permintaan energi nasional yang terus meningkat. Adapun dalam kurun waktu 15 tahun terakhir, permintaan energi nasional telah meningkat dengan kisaran 4% per tahunnya. Menurut Rektor ITB, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Institut Teknologi Bandung, dalam kurun waktu 20 tahun mendatang permintaan energi nasional ini masih akan terus meningkat pada kisaran 4-5% per tahun sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, perubahan teknologi, perubahan gaya hidup, perubahan tata ruang, dan lain-lain.

Dua Sisi Sistem Energi Indonesia

Untuk menjamin keberlangsungan penyediaan energi nasional, pengelolaan energi harus memperhatikan dua sistem, yakni sistem permintaan (demand side) dan sistem penyediaan energi (supply side). "Dari sisi permintaan, perlu diciptakan sistem permintaan yang rasional," tutur Rektor ITB. Sistem permintaan rasional yang dimaksud disini berarti penggunaan peralatan yang hemat energi didukung dengan sistem permintaan yang efisien.

Adapun pada sisi penyediaan perlu diupayakan sistem penyediaan yang berdaulat agar dapat menjamin terwujudnya swasembada energi. "Kedaulatan energi akan terwujud apabila impor energi minimal dan penguasaan negara dalam pengelolaan sumber daya energi di dalam negeri maksimal, tidak dikendalikan oleh negara lain," tegas Rektor ITB. Maka dari itu semua komponen bangsa harus ikut serta dalam mewujudkan ketahanan energi, termasuk didalamnya perguruan tinggi. Menurut Prof. Kadarsah, perguruan tinggi dapat berkontribusi dalam mewujudkan kedaulatan energi dengan tiga cara, yakni: (1) menyediakan sumber daya manusia, (2) mengadakan serangkaian penelitian terkait, serta (3) menyelenggarakan pengabdian masyarakat yang mampu menjawab tantangan dalam mewujudkan kedaulatan energi secara langsung. "Institut Teknologi Bandung telah melakukan poin pertama dengan kelulusan para wisudawan kita kali ini dan terus bekerja keras secara mandiri maupun melalui kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kontribusi dalam poin 2 dan 3," tutur Rektor ITB didepan 1127 wisudawan yang hadir.

Dorongan untuk Wisudawan, Energi untuk Indonesia

"Setelah membahas tentang pentingnya ketahanan energi di tingkat nasional untuk kelangsungan bangsa dan negara, ijinkan saya memberikan energi kepada para wisudawan untuk melangkah dengan mengingatkan beberapa hal berikut," ujar Rektor ITB sebelum menyampaikan tiga poin penting energi dari Rektor ITB untukk wisudawan. Energi pertama yakni para wisudawan diminta untuk terus menjaga hubungan baik dengan almamater, kampus ITB tercinta. Prestasi para alumni akan menjadi amunisi ITB untuk terus menjalankan amanah pendidikan tinggi, dan sebaliknya prestasi ITB juga akan mendorong para alumni untuk terus berkembang dengan kepercayaan diri yang tinggi.

Adapun energi kedua yang diberikan oleh Rektor ITB kepada para wisudawan ialah faktor 4R: rasio, raga, rasa, dan religi. Faktor yang tak pernah luput diberikan oleh Prof. Kadarsah kepada seluruh wisudawan ITB ini bermakna agar para wisudawan selalu menjaga keseimbangan dalam kehidupan yang akan dijalani. "Rasio merupakan perwujudan ilmu yang selama ini sering digeluti. Untuk mengembangkannya dibutuhkan raga yang sehat. Setelahnya mutlak dibutuhkan rasa, agar rasio dan raga yang mumpuni tidak digunakan untuk hal-hal yang merusak. Dan untuk mencapai itu semua landasan religi-lah yang harus senantiasa digunakan," papar Rektor ITB kepada seluruh peserta sidang terbuka wisuda ketiga 2015/2016.

Sambutan Sang Rektor ditutup dengan pemberian energi ketiga bagi para wisudawan. Energi ketiga ini berupa data prestasi yang telah diraih oleh sivitas akadmika ITB dalam kurun waktu April - Juni 2016. Lebih dari 23 raihan prestasi di tingkat internasional dan 65 raihan prestasi di tingkat nasional berhasil didapatkan oleh para staf pengajar dan mahasiswa ITB dari berbagai program studi. Diantaranya prestasi Dr. Ir. Nana Rachmana Syambas yang baru-baru ini menerima Satyalancana Bakti Koperasi dari Menteri KUKM dan ITB mendapat gelar juara umum Olimpiade Nasional (ON-MIPA) Perguruan Tinggi 2016. "Semoga prestasi yang telah disebutkan dapat memberikan tambahan energi bagi wisudawan untuk melangkah pasti dalam mengaplikasikan ilmu," tutur Prof. Kadarsah sekaligus mengakhiri sambutannya pada hari bahagia itu.