PMC 2013: Sebuah Ide untuk Kawan di Timur

Oleh Medhira Handinidevi

Editor Medhira Handinidevi

BANDUNG, itb.ac.id - Indonesia adalah Negara dengan banyak pulau dan juga kekayaan alam. Dari Sabang sampai Merauke, masing-masing memiliki kekayaan tersendiri yang menunggu untuk dikembangkan oleh anak-anak bangsa. Sesuai dengan ide tentang pemerataan pembangunan, sudah seharusnya setiap wilayah Indonesia mampu untuk menjadi wilayah yang maju, lepas dari ketertinggalan.  Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan ide cemerlang disertai dengan strategi solutif.

Pemerataan pembangunan sering disangkut-pautkan dengan peningkatan dan perbaikan infrastruktur fisik dan juga penanaman investasi besar-besaran untuk mewujudkan pembangunan suatu daerah. Namun, sebuah ide menarik muncul dari Diandra Annisa (Teknik Lingkungan 2009), Anissa Ratna Putri (Teknik Lingkungan 2009), Meutia Arinta (Teknik Lingkungan 2009), dan Tyagita Saraswati (Teknik Lingkungan 2009).  Dalam Project Management Competition 2013, keempat mahasiswi tersebut mengungkapkan ide mereka mengenai konsep Voluntourism and Charity.  Lomba tersebut mengusung topik "Raising Investment for Developing East Nusa Tenggara as a Gate of Eastern Indonesia". Dengan memilih sub-topik turisme, tim ini mengasah otak dan merumuskan strategi tentang bagaimana meningkatkan turisme di NTT sekaligus membangkitkan minat investor pada wilayah tersebut.

Tim yang bernama Fellow for East (FFE) ini percaya akan pentingnya berinvestasi pada pendidikan masyarakat lokal. Di sisi lain, mereka menyadari adanya kebutuhan bagi pelajar asing untuk melakukan kegiatan sosial sebelum melanjutkan kuliah. Melihat NTT yang memiliki pantai luar biasa namun tidak didukung oleh kemampuan sumber daya lokal yang cukup, tim FFE melihat adanya peluang untuk menyelenggarakan proyek sosial yang mengundang turis mancanegara maupun mahasiswa yang gemar berpetualang untuk menjadi sukarelawan. FFE kemudian menyusun program sehingga sukarelawan tersebut membantu penduduk lokal dengan memberikan inspirasi, mengajarkan anak-anak serta menjadi tenaga tambahan di rumah sakit lokal.  Hal menarik lainnya adalah bahwa program tersebut juga memberikan pengalaman berharga yang dibutuhkan oleh turis mancanegara untuk melanjutkan sekolah dan juga memberikan manfaat pada turis yang memang tertarik pada kegiatan sosial.

Proyek FFE ini merupakan kerjasama antara non-governmental organization (NGO) dan pemerintah lokal dalam hal sukarelawan, turisme, dan kegiatan sosial. Target dari proyek ini adalah anak-anak asing yang sedang dalam gap year, mahasiswa/i Indonesia, wisatawan, dan juga filantropis. Program yang ditawarkan bersifat jangka panjang dan jangka pendek.  Program jangka panjang diadakan selama setahun sedangkan jangka pendek diadakan selama 1-4 bulan selama liburan sekolah. Disana partisipan akan memilih program apa yang mereka sukai, mulai dari konservasi alam, mengajar anak-anak, dan juga sukarelawan di rumah sakit local. Selain itu, partisipan juga dapat menyumbang untuk pendidikan anak-anak NTT sesuai dengan jangka waktu tertentu. Satu partisipan akan menyumbang biaya pendidikan untuk satu orang anak NTT, dengan demikian partisipan ini akan berperan seperti orang tua asuh bagi anak tersebut.

Project Mangement Competition

Lomba PMC 2013 ini diadakan oleh Project Management Indonesia (PMI), dimana PMI Yogya berlaku sebagai inisiatornya. Lomba manajemen proyek yang pertama ini diadakan di Yogyakarta pada Senin-Rabu (03-05/06/13) dimana 10 proposal terbaik diikutsertakan dalam workshop mengenai manajemen proyek. "Rata-rata peserta dari Teknik Industri. Kami sangat beruntung bisa belajar banyak tentang manajemen proyek lewat lomba ini," ujar Diandra, salah satu anggota tim FFE. Andra dan teman-teman bukan satu-satunya tim asal ITB. Dalam 10 tim terbaik, terdapat dua tim asal ITB dan kedua tim tersebut masuk menjadi 6 besar. Namun FFE lah yang terpilih mendapatkan penghargaan dan berhasil membawa pulang trofi Juara 3. Selain itu mereka juga memenangkan predikat "Most Favourite Project".