Prepreg Komposit Epoxy Buatan ITB Lebih Unggul dari Produk Komersial

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*(Kiri-kanan) Daniel Aditya, Sayyidah, Dr.rer-nat.Mardiyati, Silvia, Desri memamerkan hasil penelitiannya di acara ITB CEO NET Technopreneurship Festival 2018

BANDUNG, itb.ac.id -- Industri kendaraan nirawak dan dirgantara merupakan industri yang besar peluang pasarnya di Indonesia. Masih belum banyak perusahaan yang menjadi pelaku bisnis di dalamnya karena memang sifat industri ini yang high-end dari segi teknologi. Tak hanya itu, pemenuhan material untuk industri ini juga sulit dilakukan karena hampir sebagian besar bahan baku tak dapat dipenuhi dari pemasok dalam negeri.


Material yang digunakan pada kendaraan nirawak seperti drone ataupun pesawat haruslah merupakan material yang ringan di samping kuat. Kerapatan (densitas) material merupakan hal yang harus menjadi bahan pertimbangan. Oleh karena itu digunakanlah komposit epoxy yang diperkuat oleh serat karbon dan serat gelas.

Prepreg atau Pre-Impregnated Material merupakan bahan setengah jadi yang umum digunakan dalam proses pembuatan bahan yang mengandung polimer thermoset seperti epoxy. Untuk mendapatkan suatu bahan yang lebih ringan dan kuat dibutuh komposit yang merupakan gabungan dari dua buah material, satu berupa matriks dan yang satu lagi penguat. 

"Biasanya epoxy serat gelas itu dijadikan salah satu material komposit. Tetapi komposit biasanya punya masalah di manufaktur. Untuk menjaga konsistensi dari perbandingan komponen di dalamnya, digunakanlah prepreg ini. Dengan prepreg ini, konsistensi dalam produksi bisa dijaga,” kata Dr.rer-nat. Mardiyati selaku dosen pelaksana proyek tersebut dari Green Polymer Lab, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD-ITB).

Namun, permasalahan yang sering ditemui di lapangan dari proses penyediaan prepreg ini yaitu harganya yang mahal karena merupakan material impor. Pembelian material ini juga harus dilakukan dalam jumlah yang besar serta rentan mengalami kerusakan sebelum digunakan. 

Selain itu, waktu pengiriman yang lama juga menjadi kendala dari penyediaan prepreg. Hal inilah yang melatarbelakangi Dr.rer-nat.Mardiyati menginisisi proyek pengembangan teknologi prepreg komposit berpenguat serat karbon dan serat gelas untuk struktur kendaraan nirawak, berkolaborasi dengan LPIK ITB dan PT. Teletina Sarana Teknik Utama.

Salah satu asisten peneliti, Sylvia menceritakan, setelah menghabiskan waktu kurang lebih 2,5 bulan proses penelitian, hasil yang didapatkan bisa dikatakan sangat berhasil. Ketika diujicobakan dan dibandingkan secara kualitas dengan prepreg yang selama ini digunakan, diperoleh hasil bahwa prepreg buatan ITB lebih baik. Kerapatan dari prepreg ini lebih rendah 13,5% dibanding prepreg komersial. Kekuatan tarik spesifiknya pun lebih tinggi 16%. Kekakuan spesifik yang merupakan perbandingan antara kekuatan dan ensitas material 13% lebih tinggi dari prepreg komersial serta fraksi volume serat baik untuk pola woven ataupun undirectional lebih tinggi. 

Yang tak kalah pentingnya yaitu harga yang digunakan untuk memproduksi ini lebih murah 25% dibanding jika harus melakukan pembelian secara impor. Sejauh ini penelitian masih dikhususkan untuk kendaraan nirawak karena dari segi kuantitas masih dapat dicapai. Diharapkan ke depannya material ini juga bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri dirgantara yang menggunakan komposit serupa. 

Reporter: Karimatukhoirin