Presentasi Kedutaan Besar Amerika Serikat tentang HaKI

Oleh

Editor

BANDUNG, itb.ac.id - Tobias Glucksman, International Trade Officer dari Kedutaan Besar Amerika Serikat, hari ini (4/10) memberikan presentasi mengenai Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) kepada para mahasiswa Institut Teknologi Bandung. Adalah International Student Office (ISO) yang memfasilitasi kedatangannya ke ITB. Bertempat di Ruang 9311 Labtek VI, selama dua jam mulai pukul 08.30 WIB Tobias memaparkan pentingnya penegakan HaKI bagi kepentingan ekonomi Indonesia sendiri. Menanggapi pertanyaan dari mahasiswa, Tobias menjelaskan bahwa sebenarnya mentalitas bangsa Indonesia dan Amerika tidak jauh berbeda, sama-sama menginginkan yang instan. Tetapi jika menyangkut soal pembajakan HaKI seperti misalnya pembajakan VCD atau DVD yang marak terjadi d Indonesia, Tobias menjelaskan bahwa fenomena itu tidak terjadi di Amerika karena Amerika memiliki sistem hukum yang jauh lebih kuat. Begitu pula menanggapi tentang kasus tempe yang dipatenkan oleh Jepang maupun batik yang telah dipatenkan oleh Malaysia, Tobias menerangkan bahwa hal itu secara hukum legal karena yang dipatenkan oleh kedua negara itu bukanlah tempe atau batik yang sama seperti yang dimiliki oleh Indonesia, tetapi ada rekayasa tertentu yang membuatnya berbeda. Ia berulangkali menegaskan bahwa Kedutaan Besar Amerika selalu mendorong pemerintah Indonesia untuk fokus memperbaiki sistem hukum yang ada dan peduli terhadap masalah perlindungan HaKI untuk melindungi kebudayaan Indonesia. “Saya berharap dalam waktu singkat pemerintah Indonesia dapat mendaftarkan produk-produk lokal seperti batik, dsb, untuk melindungi identitas dan kebudayaan Indonesia sendiri.” “Saya tahu langkah yang diambil oleh pemerintah Amerika Serikat mungkin terkesan berbeda, namun tujuan dari semua tindakan kami, termasuk presentasi pada hari ini, adalah untuk membantu Indonesia menjadi negara demokrasi yang lebih stabil, dengan iklim politik yang lebih demokratis, dan kesejahteraan yang lebih baik. Adapun presentasi pada hari ini tentang HaKI dirasakan erat kaitannya dengan masalah pengembangan iklim demokrasi di Indonesia,” ucapnya saat menutup presentasinya hari itu.