Presentasi terbuka "Pengembangan Energi Geotermal di Indonesia"

Oleh asni jatiningasih

Editor asni jatiningasih

BANDUNG, itb.ac.id- Indonesia memiliki potensi geothermal terbesar di dunia (40% cadangan dunia), namun hanya 3% saja yang telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik atau sekitar 2% dari total kebutuhan listrik dalam negeri. Sementara, sebuah sumber mengatakan Indonesia dapat memenuhi 100% kebutuhan listriknya dengan Energi Geothermal.

Kementrian Pendidikan dan Keilmuan KM ITB bekerjasama dengan Unit kajian ShARE ITB, Sabtu (09/05/09), menyelenggrakan presentasi terbuka "Pengembangan Energi Geothermal di Indonesia", Ruang 29 Campus Center (CC) Barat ITB. Presentasi diadakan dalam rangka menyambut Hari Kebangkitan Nasional. Hadir sebagai pembicara, perwakilan energy network ShARE ITB, Asni Jatiningasih, dan Dosen fisika dengan keahlian di bidang geofisika dan geotermal, Alamta Singarimbun, Ph.D.

Penggunaan geotermal untuk pembangkit listrik di Indonesia telah diimplementasikan di sejumlah unitpembangkit listrik seperti Kamojang, Lahendong, Sibayak, G.Salak, Darajat, W.Windu, dan Dieng. Listrik yang dihasilkan mencapai 807 MWe. Pembangkit listrik tersebut dikelola baik oleh perusahaan dalam negeri, seperti Pertamina, maupun perusahaan asing, seperti Chevron. Sesuai dengan Perpres 5/2006 tentang Energi Mix Tahun 2025, penggunaan energi Geotermal akan ditingkatkan hingga 5%.

Mengenai teknik eksplorasi, seperti dijelaskan Alamta Singarimbun, diantaranya metode elektromagnetik, metode magnetik, metode gravitasi, dan metode self potensial.

Dalam presentasi disebutkan selain untuk pembangkit listrik Energi Geothermal juga dapat dimanfaatkan untuk sistem pemanas dan pendingin ruangan, industri pariwisata (pemandian dan spa), green house, dan aquaculture. Kendati demikian, beberapa hal masih menjadi penghalang pengembangan penggunaan Geotermal di Indonesia, yaitu biaya eksplorasi yang tinggi, peraturan yang belum cukup friendly bagi incestor,dan disparitas harga energi yang tinggi dibandingkan dengan energi fosil.