Presiden Direktur Philips Indonesia Hadiri Kuliah Umum di ITB
Oleh Aldy Kurnia Ramadhan
Editor Aldy Kurnia Ramadhan
Pada kesempatan tersebut, Mr. Chandra membagikan pengalaman beliau dalam memimpin salah satu perusahaan lighting yang saat ini berjaya di Indonesia dan dunia. Menurut beliau, faktor terpenting agar suatu perusahaan dapat survive dan berkembang menghadapi tantangan zaman yang kian hari kian meningkat adalah kreativitas dan inovasi. Terlebih lagi saat ini industri lighting sedang bergerak menuju suatu perubahan yang beliau sebut sebagai digital world transformation.
Kebutuhan Energi yang Semakin Tinggi
Di berbagai penjuru dunia, orang-orang yang dahulu tinggal di pedesaan mulai berpindah tempat tinggal menuju ke daerah perkotaan atau yang kita sebut sebagai fenomena urbanisasi. Berdasarkan ramalan statistik, pada tahun 2050 mendatang sekitar 2/3 dari populasi dunia akan tinggal di wilayah perkotaan. Daerah perkotaan semakin padat dan pembangunan infrastruktur kian hari kian digencarkan. Selain itu, jumlah penduduk dunia semakin meningkat tiap harinya. Hal-hal tersebut merupakan dua faktor utama yang menyebabkan semakin tingginya kebutuhan akan energi. Salah satu energi yang paling banyak dikonsumsi manusia saat ini adalah energi listrik. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2050 kebutuhan energi listrik diprediksi meningkat menjadi lebih dari 115 giga watt. Sementara itu, 20% dari energi listrik digunakan untuk penerangan. Oleh karena itu, salah satu hal terpenting yang harus dilakukan saat ini adalah mengembangkan inovasi teknologi penerangan yang seefisien mungkin dalam mengkonsumsi energi listrik agar energi tersebut dapat digunakan untuk menunjang sektor lain.
Perkembangan Teknologi Lighting
Industri penerangan mulai berkembang sejak 124 tahun yang lalu pada saat ditemukannya bola lampu pijar. Lampu generasi pertama tersebut dinilai sangat tidak efisien dan boros energi. Pada tahun 1980 hingga 1990, teknologi penerangan berkembang seiring dengan ditemukannya jenis lampu Compact Fluorescent Light atau CFLi. Akhir-akhir ini, ditemukan suatu teknologi penerangan yang lebih mutakhir dan hemat energi, yaitu teknologi lampu Light Emitting Diode (LED). Lampu LED dianggap lebih hemat listrik karena lampu tersebut mengemisikan kalor yang jauh lebih sedikit dibanding lampu generasi sebelumnya. Saat ini, industri penerangan bergerak menuju era transformasi digital dan smart lighting. Lampu diharapkan tidak hanya berfungsi untuk penerangan semata, namun juga mampu menyesuaikan aktivitas manusia karena pencahayaan berpengaruh terhadap body chemistry.
Tentu saja dalam pengembangan sebuah teknologi baru dibutuhkan keberanian untuk berkreasi dan berinovasi. Hal-hal tersebut membutuhkan banyak sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber pembiayaan. Oleh karena itu, suatu produk baru hasil inovasi teknologi pada mulanya akan dipasarkan dengan harga yang cukup tinggi. Namun seiring dengan meningkatnya technology acceptance serta perkembangan teknologi produksi yang makin efisien harga produk baru tersebut akan semakin terjangkau. Walaupun demikian, proses-proses standar yang berkaitan dengan kualitas produk dan standar keselamatan produk tidak boleh dikurangi atau diabaikan. Hal tersebut menjadi penting karena konsumen berhak untuk mendapatkan produk yang aman untuk digunakan.
Dalam kesempatan tersebut, perwakilan Lembaga Kemahasiswaan ITB Dr.Eng Sandro Mihradi mengucapkan terima kasih kepada PT Philips Indonesia yang telah bersedia memberikan kuliah umum kepada para mahasiswa ITB. Beliau berharap kuliah yang disampaikan akan memberi tambahan inspirasi bagi para mahasiswa untuk berkreasi dan berinovasi.