Prof. Fida Madayanti W. : Pemanfaatan Biodiversitas Indonesia dengan Biokimia
Oleh Nida Nurul Huda
Editor Nida Nurul Huda
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati (biodiversitas) yang tinggi. Disamping itu letak Indonesia yang merupakan bagian dari "Ring of Fire" memberikan keunikan tersendiri terhadap biodiversitas di dalamnya. Kekayaan yang tinggi ini seharusnya menjadi aset yang perlu digali dan dapat dimanfaatkan.
Biomolekul Fungsional
Objek kajian biokimia adalah sel makhluk hidup dengan pusat perhatian pada sifat dan perilaku sel tersebut. Diketahui unsur-unsur utama pembangun organisme, yakni karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), serta natrium (Na). Unsur-unsur tersebut, walaupun memiliki jumlah yang sangat terbatas terbatas dibandingkan unsur lain di alam, dapat membentuk biomolekul-biomolekul yang sifatnya sangat beragam. Bahkan ada juga yang bersifat ekstrem dan bertolak belakang dengan sifat unsur-unsur pembangunnya. Senyawa inilah yang disebut dengan biomolekul fungsional. Biomolekul fungsional dapat diperoleh dari semua organisme, baik organisme tingkat rendah maupun tinggi seperti hewan, tanaman, bahkan manusia.
Jenis-jenis biomolekul fungsional pun sangat beragam. Biomolekul fungsional tidak hanya dapat berupa protein, karbohidrat, lipid, dan asam nukleat, tetapi juga bisa berupa makromolekul-makromolekul kecil. Misalnya, protein terdiri dari peptida kecil yang menghasilkan sel kriptida. Sel kriptida ini dapat berfungsi sebagai antigen, antioksidan, pengikat mineral, antimikroba dan lain-lain (Autelitano D.J. dkk., 2006); Samir P. dan Link A.J., 2011). Masih banyak jenis biomolekul lainnya yang memiliki manfaat yang besar.
Biodiversitas Indonesia dan Pemanfaatannya
Telah disebutkan sebelumnya, untuk memudahkan pengelompokan pada biodiversitas Indonesia yang beragam, saat ini digunakan teknologi kronometer. Kronometer merupakan molekul yang tidak mudah berubah terhadap waktu. Dalam hal ini, kronometer ditempatkan di beberapa sumber air panas dan kawah gunung berapi untuk melakukan eksplorasi. Adapun lokasi instalasinya seperti di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Berdasarkan hasil eksplorasi dengan kronometer ini, koleksi mikroba termofilik (mikroba yang tinggal pada suhu tinggi) yang didapatkan cukup lengkap. Mikroba-mikroba inilah yang dapat digunakan sebagai sumber potensial penghasil biomolekul fungsional.
Salah satu biomolekul yang dapat dihasilkan oleh mikroba adalah enzim. Enzim merupakan salah satu biomolekul yang dapat dijadikan sebagai katalis dan dapat mempercepat reaksi. Mikroba termofilik merupakan sumber enzim termostabil yang baik. Beberapa enzim yang menjadi topik kajian Fida, yakni enzim DNApol I, lipase, dan karbohidratase. Masing-masing enzim menunjukan hasil yang menakjubkan. Misalnya lipase dapat dimanfaatkan sebagai solusi bebas polusi untuk sintesis biodiesel. Lipase berfungsi sebagai katalis dalam proses sintesis biodiesel, yaitu dengan menghilangkan air korosif bekas sintesis sehingga proses sintesis menjadi lebih ramah lingkungan.
Tak hanya kaya di darat, laut Indonesia juga merupakan penghasil biomolekul fungsional yang unggul. Makroalga misalnya, yang telah berhasil dikoleksi di dalam laboratorium Fida. Selama ini makroalga hanya digunakan sebagai sumber alginate dan karagenan disamping sebagai makanan penyegar dan bahan obat tradisional. Akan tetapi ternyata setelah dilaksanakan penelitian, diketahui ganggang coklat, merah, dan hijau memiliki kandungan lipid yang tinggi, sekitar 21-30%. Kandungan lipid yang tinggi ini diperkirakan dapat dijadikan sebagai potensi pemanfaatan yang lain. Sampai saat ini, penelitian makroalga ini masih aktif dilakukan Fida bersama timnya untuk studi lebih lanjut.
Melalui biokimia banyak fenomena kehidupan yang terungkap. Sampai sekarang Fida masih terus menggali informasi dari isolasi, identifikasi, karakterisasi biomolekul aktif dari dalam sel sampai memahami mekanisme interaksi dan melakukan pengendalian reaksi. Metode-metode ini tentunya diharakan dapat menjadi cikal bakal optimasi potensi Indonesia di masa mendatang.