Prof. Reini Paparkan Kontribusi ITB dalam Digitalisasi menuju Transformasi Ekonomi yang Inklusif

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami

BANDUNG, itb.ac.id—Indonesia merupakan negara dengan potensi pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital yang menjanjikan. Dari aspek lingkungan strategis, maupun iklim usaha, para pelaku di sektor ini juga terus berbenah mengembangkan investasi pada jenis teknologi yang lebih maju, baik itu memfasilitasi keperluan business-to-business, konsumsi rumah tangga, hingga mendukung pelaksanaan kebijakan pemerintah.

Mencermati hal tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa arah pengembangan ekonomi dan keuangan Indonesia telah berada di jalur yang tepat. Meski demikian, bukan berarti pengembangan ekonomi dan keuangan digital tidak menghadapi tantangan, sehingga masih banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam upaya penguatan peran ekonomi dan penguatan digital.

ISEI atau Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia membahas lebih lanjut berbagai perspektif kebijakan di era normalitas baru tersebut melalui Seminar Nasional tahun 2021, mengangkat tema “Penguatan Sinergi untuk Mengakselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional di Era Digital” pada hari Selasa (31/08). Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., selaku salah satu pemateri, memaparkan peran ITB di masa pandemi, program digitalisasi, dan transformasi yang dilakukan.

Ia menjelaskan, dalam pencegahan penyebaran COVID-19, ITB telah melakukan beberapa upaya di antaranya adalah multi-user ventilator, purwarupa mobile disinfectant untuk iradiasi ultraviolet, alat ventilator Vent-I yang telah didistribusikan kepada ratusan rumah sakit, hingga masih banyak riset serta pengembangan lain sebagai produk yang merespons kebutuhan pandemi.

Pada tahun 2020 ITB telah membentuk satgas pemulihan ekonomi yang turut bekerja sama dengan pemerintah Jawa Barat. Satgas ini dibagi menjadi tiga pokok kerja; kebijakan pemulihan ekonomi, sarana dan prasarana penunjang usaha, serta reaktivasi usaha dan industri.

Tim tersebut mendapatkan usulan-usulan inovasi bisnis terkait Big Data dan Industri 4.0, industri lokal berwawasan lingkungan, kolaborasi pengembangan usaha terpadu, serta manufaktur untuk pasar domestik. “Usulan-usulan tersebut kami identifikasikan sebagai sesuatu yang dapat dikontribusikan oleh ITB.”

Hal yang ditekankan pada fokus sub tema Digitalisasi Menuju Transformasi yang Inklusif ini adalah bahwa digitalisasi bukan sekedar digitalisasi, tetapi juga mencapai ke tingkat transformasi yang bersifat institusional dengan banyak hal-hal pendukung yang perlu diperhatikan.

“Digitalisasi telah banyak yang kita lakukan, tetapi perlu disadari bahwa digitalisasi ini merupakan suatu proses yang evolusioner, perlu didukung dengan kemampuan pembelajaran komputasional dan pembuat keputusan,” imbuhnya kemudian.

Sebagai simpulan Prof. Reini menyatakan bahwa pengembangan virtual atau digital connectivity perlu dilaksanakan dengan serentak, serta dibutuhkan pengembangan aplikasi yang memfasilitasi interaksi antara berbagai UMKM dengan perguruan tinggi maupun lembaga riset.

Reporter: Athira Syifa P. S. (Teknologi Pascapanen, 2019)


scan for download