Profesor ITB Tunjukkan Seni Memecahkan Masalah Menggunakan Matematika

Oleh Fivien Nur Savitri, ST, MT

Editor Fivien Nur Savitri, ST, MT


BANDUNG, itb.ac.id - Matematika mungkin bagi sebagian orang adalah hitung-hitungan angka yang menakutkan, namun tidak sedikit juga yang gemar dan terampil menggunakan ilmu ini. Ilmu matematika disebut sebagai ibu dari semua ilmu pengetahuan, karena di kehidupan sehari-hari, semua permasalahan dapat dimodelkan dengan matematika, bahkan untuk masalah yang tak terlihat sekalipun. 

Prof. Marcus Wono Setya Budhi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Teknologi Bandung (ITB), menjelaskan banyak contoh menarik dari masalah yang dapat diselesaikan dengan ilmu matematika.  

Dikutip dari buku orasi ilmiahnya berjudul “Matematika, Seni Pemecahan Masalah, Bahkan Untuk Hal Yang Tak Terlihat” yang dipublikasikan di tahun 2015 ini,  Prof Wono menjelaskan gambaran tentang seni dan manfaat penggunaan matematika di kehidupan sehari-hari.


Matematika dan Kaitannya dengan Budaya Indonesia

Di Indonesia seni penggunaan matematika dapat dilihat dari peninggalan konstruksi bangunan yang ada dan juga bahasa yang dipergunakan. “Sebenarnya ada banyak sekali peninggalan yang memperlihatkan kita menggunakan matematika, misalkan saja candi-candi istana dari beberapa kerajaan jaman dahulu dan bangunan lainnya,” ungkap Prof. Wono. Untuk bisa membangun Candi sehingga tidak sampai runtuh tentu perlu perhitungan yang matang. Sebagai contoh Candi Prambanan. Candi ini dikatakan olehnya tidak sekedar merupakan gundukan batu, tetapi ada ruang kosong di dalamnya. Persiapan membuatnya tentu membutuhkan perhitungan matematika ujarnya.

Beberapa masalah lain menggunakan ilmu matematika disampaikan olehnya, yaitu sifat perambatan gelombang jika melewati masa yang berbeda masa. Balikan atau invers gelombang dari dalam bumi, membuat manusia dapat memprediksi struktur di dalam bumi. Tak hanya masalah sehari-hari, dirinya juga mengungkapkan bahwa banyak film-film imajiner yang bila dijelaskan menggunakan ilmu matematika, menjadi mungkin saja terjadi.

Harry Potter dan Star Trek di Dunia Matematika

Tentunya kita ingat dengan beberapa film imajiner, seperti Harry Potter dan Star Trek. Banyak orang berpendapat bahwa film Harry Potter merupakan film imajinasi, sebab Harry Potter bisa menghilang dengan menggunakan jubahnya. Penggunaan jubah tidak sekedar membuat Harry Potter tertutup, tetapi tidak terlihat sampai dengan jubahnya juga. Begitu pula dengan benda tak terlihat dan terlihat yang muncul di film “Start Trek”. Di kapal Romulan, diceritakannya terdapat tameng yang membelokkan cahaya tertentu. Prof Wono mengatakan meskipun hal tersebut terlalu rumit untuk dijelaskan dalam hitung-hitungan matematika, namun secara sederhana dengan pembelokan cahaya, maka benda yang ada tidak akan terlihat oleh mata. Masalah ini yang disebut sebagai cloaking dalam ilmu matematika.


Prof. Wono juga menjelaskan tentang teori, bagaimana menyembunyikan suatu barang terhadap pantulan gelombang elektromagnetik, mengingat gelombang ini dapat menembus hampir di semua media. Secara teori, orang matematika dan fisika telah melihat bahwa hal tersebut dapat dilakukan. Sayangnya penjelasan tersebut terlalu teknis untuk dijelaskan dalam rangkaian kata. Bagi orang teknik, masalah ini menjadi “metamaterial” dengan struktur mikro yang sangat khusus, dan dapat membelokan gelombang yang dapat dikontrol dan juga jenisnya. 


Perlunya Ketrampilan Bermatematika

Ada banyak permasalahan yang dapat dimodelkan dengan rumus-rumus matematika. Untuk itulah, membahas kejadian atau fenomena sehari-hari dengan memodelkan dalam bentuk persamaan matematika, tentu sangat menarik dan akan terus berkembang. Dikatakan oleh Prof. Wono, bahwa matematika merupakan kegiatan yang akan selalu berkembang.

Profesor yang sudah mahir ilmu matematika sejak duduk di bangku Sekolah Dasar ini, mengatakan bahwa pada dasarnya matematika merupakan ciptaan atau penemuan manusia di waktu yang lalu. Tentu yang dibutuhkan bukan hanya sekedar kumpulan rumus, tetapi tentu lebih menarik jika kita mampu mengembangkannya. Oleh karena itu kita perlu belajar seperti hal-hal pendahulu kita yang mampu menemukan rumus-rumus tersebut. Hal ini sangat beralasan mengingat saat masih di tingkat SMP,  dirinya mengaku mempunyai seorang kakak ipar yang saat itu calon dokter namun sangat suka dengan matematika. “Kakak ipar saya itu tak hafal dengan rumus, tetapi dia dapat menyelesaikan soal geometri yang dipandang sangat sulit. Untuk itu, walaupun tujuan kita bukan untuk menjadi seorang ahli matematika, tetapi ketrampilan bermatematika akan sangat berguna, apalagi bagi calon saintis, maupun yang akan bekerja  di bidang teknologi,” tukas Prof. M. Wono. 

Saat ditanya tentang apa yang mendorong dirinya menekuni bidang matematika, ayah dari dua orang putri ini menjawab dari munculnya pertanyaan-pertanyaan Fisika dan Kimia saat SMA yang hanya bisa diselesaikan dengan matematika. “Semisal bagaimana menghitung paruh waktu suatu zat yang mempunyai umur ribuan tahun, dan banyaknya gejala di Fisika maupun Kimia yang tidak dapat dilakukan, tetapi dapat dijawab melalui Matematika,” pungkas Prof Wono menutup perbincangan dengan reporter kantor berita ITB pada hari Selasa (20/2/2018).


Sumber : Orasi Ilmiah Prof Wono  ;  How Does This Invisibility Cloak Work