Program MBKM Teknik Metalurgi FTTM, Mahasiswa ITB Didorong Bantu Berdayakan IKM Pandai Besi
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Kehadiran mahasiswa Teknik Metalurgi ITB di sentra industri kecil menengah (IKM) pandai besi Desa Mekarmaju, Kecamatan Pasirjambu, Kab. Bandung sangat diperlukan. Selain sebagai wahana pembelajaran, mahasiswa bisa belajar menemukan permasalahan sekaligus menemukan solusi bagi perajin.
Hal tersebut dikatakan Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut (IKM LMEA), Dini Hanggandari saat membuka program MKU MBKM KKN “Pengabdian Masyarakat Top Down dan Desa Binaan Institut Teknologi Bandung” di Gedung Olah Raga Desa Mekarmaju, Selasa (5/10/2021). Hadir pada acara tersebut dosen ITB dari Kelompok Keahlian Teknik Metalurgi, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Dr. Eng. Akhmad Ardian Korda, Sekretaris Bidang Pengabdian Masyarakat LPPM ITB, Deny Willy Junaidy, Ph.D., dan Kepala Desa Mekarmaju, Usep Budiyanto.
“Mahasiswa ITB yang melaksanakan KKN di sini tahu teori, tetapi tidak secara praktik di lapangan. Dengan turun langsung ke sentra IKM, mereka bisa belajar menemukan permasalahan sekaligus menemukan jawabannya di tempat yang sama,” kata Dini Hanggandari.
Kehadiran mahasiswa ITB di sentra IKM pembuatan perkakas pertanian pun sangat membantu program yang dilaksanakan lembaganya. “Kalau ada masalah yang tidak bisa terpecahkan, mereka mempunyai dosen pembimbingnya yang lebih tahu, misal kalau dilas ini gampang lepas, kita proses forging bagian sini, itu secara teknis,” ujarnya.
Sekretaris Bidang Pengabdian Masyarakat LPPM ITB, Deny Willy Junaidy, Ph.D. menyatakan, dengan mengikuti MBKM mahasiswa diberikan banyak kesempatan untuk belajar banyak hal, salah satunya membina desa. “Ini salah satu bagiannya dan ini saya rasa penting agar mahasiswa bukan hanya nanti kalau mereka lulus, mereka lupa. Desa itu jadi basis masyarakat Indonesia, ekonomi tumbuh di sini,” tegasnya.
Sementara itu, ilmuwan ITB dari Kelompok Keahlian Teknik Metalurgi, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Dr. Eng. Akhmad Ardian Korda menyatakan IKM berperan menguatkan dan mengembangkan perekonomian di Indonesia. Oleh karena itu, IKM harus kuat karena jika tidak, akan memberatkan industri lain.
Menurut Dr. Korda, ITB berkunjung pertama kali pada 2012 dan melakukan pemetaan. “Kami juga melihat bagaimana pemahaman mereka mengenai bahan baku, proses, ternyata memang kami perlu melakukan pembinaan,” ujarnya.
Mahasiswa yang melakukan kegiatan ini secara spesifik yang dilakukan pertama kali adalah belajar dan membantu IKM. Dr. Korda mengatakan, mahasiswa yang datang pada dasarnya sudah mendapat pemahaman mengenai metalurgi, tetapi mereka belum pernah melihat langsung prosesnya. “Mereka membantu sembari kemudian belajar mengatasi persoalannya. Kalau misalnya melihat masalahnya seperti tidak tercapai target kekerasan pada logam, mereka harus lakukan seperti apa, seperti itu,” ujarnya. (*)
Sumber: Rilis LPPM ITB