Program Multidisiplin Teknologi Kesehatan ITB, Membuka Jalan Menuju Inovasi Kesehatan
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Peningkatan pelayanan kesehatan dan kemandirian teknologi kesehatan merupakan elemen penting bagi kesejahteraan dan ketahanan bangsa Indonesia di masa sekarang dan masa mendatang. Teknologi memiliki potensi besar sebagai penyumbang transformasi pada pelayanan kesehatan di Indonesia dengan meningkatkan kualitas serta penyebaran kesempatan akses layanan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sejalan dengan perkembangan ini, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang profesional dan kompeten serta memiliki kemampuan multidisiplin yang mampu menggabungkan bidang rekayasa dengan kesehatan.
Untuk itu, Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (UNPAD), membuka Program Multidisiplin Teknologi Kesehatan, pertama di Indonesia. Program ini sebagai hasil kombinasi dan kolaborasi kekuatan riset dan pendidikan teknik ITB dengan keunggulan dan potensi teknologi kesehatan di Fakultas Kedokteran UNPAD.
Program ini terbuka untuk lulusan S1 dari berbagai bidang, seperti teknik, kedokteran, dan sains, yang memiliki semangat untuk membuat perubahan di bidang riset, industri, maupun pemerintahan demi transformasi dan kemandirian teknologi kesehatan di Indonesia. Dengan dukungan dari berbagai fakultas dan sekolah di ITB serta Fakultas Kedokteran UNPAD, mahasiswa pascasarjana akan mendapatkan kesempatan untuk belajar dari para pakar di bidang rekayasa dan teknologi, serta mengembangkan kompetensi yang diperlukan untuk merancang inovasi yang dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
Urgensi Program Multidisiplin Teknologi Kesehatan
Salah satu pengajar di Program Multidisiplin Teknologi Kesehatan, Dr. Allya P. Koesoema, S.T., M.T., Ph.D., menjelaskan bahwa program ini dibutuhkan untuk mengatasi ketergantungan Indonesia pada teknologi kesehatan impor.
“Semenjak pandemi Covid kemarin, pentingnya memiliki kemandirian teknologi kesehatan untuk Indonesia sendiri. Sebenarnya, sekitar 70% alat kesehatan (di Indonesia) itu masih impor. Jadi, kita masih sangat tergantung pada luar negeri. Karena itu, butuh SDM dengan kompetensi yang tinggi dalam teknologi kesehatan,” ungkap Dr. Allya.
Sementara itu, perwakilan dari Fakultas Kedokteran UNPAD, Dr. Renaldi Prasetia Hermawan Nagar Rasyid, menekankan pentingnya inovasi teknologi dalam bidang kedokteran.
"Tidak dapat kita pungkiri, saat ini teknologi kesehatan telah banyak mengubah dunia kesehatan kita dan tentunya mayoritas bersifat memudahkan kita menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang kompleks”, ujarnya.
"Contohnya, penggunaan robotik dalam operasi minimal invasif yang kini menjadi standar di berbagai prosedur medis," lanjutnya.
Oleh karena itu, program ini bertujuan untuk mengintegrasikan berbagai keahlian yang ada di ITB dan UNPAD. ITB memiliki banyak inovasi teknologi kesehatan yang telah dikembangkan seperti tangan robotik untuk membantu pergerakan pasien stroke, perangkat lunak untuk tracking persebaran COVID-19, dan alat deteksi penyakit kardiovaskular. Namun, untuk penerapannya secara langsung di bidang kedokteran, diperlukan kolaborasi dengan Fakultas Kedokteran UNPAD.
Struktur dan Skema Program
Program ini menawarkan dua skema utama. Pertama, kolaborasi internal di ITB, misalnya antara Teknik Elektro dan Informatika, atau Teknik Mesin dan FTI, yang fokus pada bidang seperti medical AI dan data science. Kedua, kolaborasi dengan UNPAD, di mana mahasiswa akan terdaftar di ITB tetapi juga mengikuti mata kuliah dari Fakultas Kedokteran UNPAD dengan rincian 70% mata kuliah dari program studi host di ITB dan 30% mata kuliah dari program studi S2 Ilmu Kedokteran di Fakultas Kedokteran UNPAD. Selain itu, mahasiswa dapat melaksanakan magang di rumah sakit dan bimbingan bersama antara ITB dan UNPAD.
Prospek Lulusan
Lulusan program ini memiliki prospek yang luas, mulai dari akademisi dan peneliti di bidang teknologi kesehatan, ahli teknologi di fasilitas kesehatan, manajer teknologi kesehatan di industri, hingga praktisi inovator atau wirausaha. Dalam pemerintahan juga sangat membutuhkan tenaga ahli yang menguasai teknologi dan kesehatan untuk mengembangkan dan menerapkan inovasi teknologi kesehatan yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan kesehatan di Indonesia.
Dengan mengikuti Program Multidisiplin Teknologi Kesehatan di ITB, mahasiswa akan mendapatkan kompetensi yang diperlukan untuk menjadi agen perubahan dalam dunia kesehatan, mendukung kemandirian teknologi kesehatan Indonesia, serta berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Untuk informasi persyaratan pendaftaran, jadwal tes, hingga biaya pendidikan, pembaca dapat mengakses link https://admission.itb.ac.id/info/program-magister/
Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)