Promosi Doktor ITB: Melania Suweni Muntini
Oleh Krisna Murti
Editor Krisna Murti
Sabtu, 23 September 2006, Sekolah Pascasarjana ITB mempromosikan doktor lulusannya, Melania Suweni Muntini (NIM: 33301007). Lulusan program doktor Program Studi Teknik Fisika ITB ini mempresentasikan desertasinya yang bertajuk, "Pengembangan Teknik Pengukuran Kualitas Warna Seduhan Teh Hitam dengan Sensor Maya." Teh hitam adalah salah satu hasil pengolahan pucuk daun teh segar, selain teh hijau, teh putih, teh oolong, dll. ISO 3270 mendefinisikan teh hitam sebagai teh yang khusus dan eksklusif berasal dan dihasilkan dari proses-proses yang dapat diterima, terutama dari oksidasi dan pengeringan, dari daun, kuncup, dan tangkai yang lunak dari varietas spesies
Desertasinya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa selama ini penentuan kualitas teh hitam dilakukan hanya oleh tester. Kelemahan penentuan kualitas oleh seorang tester adalah subjektifitasnya dalam menentukan standar mutu. Emosi dan kesehatan seorang taster akan berpengaruh pada suasana hati taster tersebut sehingga dapat mempengaruhi hasil pencicipannya. Subjektifitas ini membuat sulit untuk dapat mengklaim bahwa hasil pengolahan teh berada pada tingkat kualitas tertentu.
Sebenarnya terdapat cara lain untuk mengukur parameter kualitas warna seduhan yaitu dengan metode analisa kimia terhadap besaran-besaran yang berpengaruh terhadap kualitas teh. Namun banyaknya parameter dan sulitnya analisa membuat cara ini menjadi mahal dan tidak praktis. Masih ada pula cara pengukuran kualitas teh dengan melakukan pemodelan. Namun tidak semua variabel yang mempengaruhi kualitas warna seduhan teh dapat diukur secara langsung.
Melihat permasalahan dan fakta-fakta itu, Melania lalu mengembangkan cara pengukuran kualitas teh hitam, khususnya pengukuran kualitas warna seduhan, dengan sensor maya (virtual sensor). Sensor maya merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk memprediksi besaran yang sulit diukur atau variabel primer berdasarkan besaran yang mudah diukur atau variabel sekunder.
Sensor maya yang dikembangkan Melania menggunakan teknik komputasi cerdas dan algoritma Extended Kalman Filter. Selanjutnya, sensor maya diaplikasikan untuk mengukur tingkat kualitas warna seduhan teh hitam dengan cara pemodelan. Dalam penelitian ini, variable primer yang akan diperkirakan adalah variabel kadar theaflavin dan thearubigin dalam teh hitam dan sebagai keluaran sistem adalah kuantisasi warna seduhan teh hitam.
Penelitian ini membuktikan bahwa sensor maya telah berhasil digunakan untuk memperkirakan theaflavin dan thearubigin dengan baik. Dengan adanya sensor maya, pembuktian kualitas warna seduhan teh hitam dapat menjadi objektif dan menjadi lebih cepat serta praktis.
Setelah presentasi dan sesi pertanyaan oleh para penguji, Melania dinyatakan lulus meraih gelar Doktor dan dipuji karena dapat mempertahankan desertasinya dengan sangat baik. Prof.Dr. The Houw Liong, Promotor Melania menyatakan bahwa Indonesia sangat membutuhkan kontrol kualitas. “Banyak produk alam ditolak ekspornya karena tidak terbukti kualitasnya,” ungkapnya. Mengingat bahwa ini adalah pengukuran kualitas pertama yang menggunakan metode sensor maya dan terbukti objektif serta praktis, Prof Houw Liong berharap Melania dapat mengembangkan metode ini untuk kontrol kualitas produk-produk alam Indonesia lainnya.