PSB ITB 2012: Stand Kuliner dan Budaya, Angkat Kembali Ciri Khas Nusantara
Oleh Neli Syahida
Editor Neli Syahida
Acara Pagelaran Seni Budaya (PSB) merupakan acara rutin ITB dua tahun sekali yang diselenggarakan oleh Kementerian Seni dan Budaya Keluarga Mahasiswa ITB. Acara ini digelar untuk mengangkat kembali ragam budaya Indonesia yang akhir-akhir ini sudah mulai pudar.
Selain itu, acara ini juga merupakan sarana bagi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ITB rumpun seni dan budaya yang berjumlah 22 buah untuk memperkenalkan budaya yang mereka usung kepada masyarakat umum. Dengan begitu, hasil yang diharapkan adalah masyarakat Indonesia akan mencintai sendiri budaya mereka.
Stand Budaya, Miniatur Indonesia
Masing-masing unit budaya mendapatkan kesempatan untuk menampilkan budaya daerahnya dalam bentuk stand-stand yang berdiri di sepanjang Jalan Ganesha. Stand yang ikut meramaikan PSB kali ini di antaranya adalah Unit Kesenian Aceh (UKA), Unit Kesenian Sumatera Utara (UKSU), Lingkung Seni Sunda (LSS), Perkumpulan Seni Tari dan Karawitan Jawa (PSTK), Unit Kesenian Irian Jaya (UKIR), Maha Gotra Ganeca (MGG), dan lain-lain.
Tiap unit mempunyai daya tarik tersendiri untuk membuat pengunjung berkunjung ke standnya. Ada yang menyuguhkan alat musik daerahnya. Penonton diajarkan cara-cara untuk menggunakannya, seperti gamelan dan kolintang. Ada juga yang memamerkan produk karya daerahnya seperti kain ulos, keripik singkong, hingga batik. Dan ada juga yang menyuguhkan tarian khas daerah atau hanya sekedar mempertontonkan pakaian adat yang dipakaikan pada seseorang dan mengaraknya ke sepanjang Jalan Ganeca.
Stand Kuliner, Sajikan Beragam Makanan Daerah
Pada stand kuliner PSB 2012 ini, banyak dijajakan makanan tempo dulu hingga tempo sekarang, makanan tradisional hingga makanan modern. Makanan tradisional yang dijajakan antara lain gudeg, sate padang, mie aceh, roti cane, makanan khas lombok, dan lain-lain.
Bahkan ada sebuah stand yang cukup menarik. Stand ini menjajakan berbagai makanan tempo dulu yang sudah jarang ditemukan di zaman sekarang, seperti kue koya, ampyang, jenang, jipang, permen coklat dan lain-lain. Makanan itu ditata pada ayakan bambu, dihias dengan kulit daun pisang, dan diberikan uang kertas rupiah zaman dulu sebagai penanda harga.
Tampaknya, Stand Kuliner dan Budaya pada PSB 2012 kali ini berhasil memuaskan hati para pengunjung. Terbukti dari pagi hingga sore, stand-stand ini tidak pernah sepi pengunjung. "Acara ini menurut saya sangat bagus. Menarik sekali. Kita sebagai mahasiswa yang sering kali mengesampingkan budaya daerah sendiri karena kesibukan kuliah, untuk sesaat benar-benar bisa menikmati keindahan ragam budaya kita sendiri. Stand-stand yang dibuat dari bambu-bambu ini terlihat sangat eksotis dan menarik," tutur Kartika Una Juwita, Farmasi Klinik dan Komunitas (FKK) 2010 yang saat itu datang bersama temannya.