Pusat Rekayasa Katalis ITB, Mempercepat Kemandirian Industri Kimia Nasional

Oleh Erika Winfellina Sibarani - Mahasiswa Matematika, 2021

Editor TIM CDN


BANDUNG, itb.ac.id- Presentasi oleh Pusat dan Pusat Penelitian kembali diadakan oleh Lembaga Pengembangan Ilmu dan Teknologi (LPIT) Institut Teknologi Bandung (ITB) di Gedung PAU, ITB Kampus Ganesha, Selasa (2/7/2024). Presentasi kali ini disampaikan oleh Dr. Ir. Melia Laniwati Gunawan, M.S., Ketua Pusat Rekayasa Katalis (PRK) ITB.

PRK ITB merupakan salah satu pusat termuda di ITB, berdiri pada 14 Agustus 2019 melalui SK Rektor ITB No. 265/SK/I1.A/KP/2019. Pusat ini memiliki visi menjadi pusat inovasi katalisis nasional dan memandu perkembangan industri katalisis nasional menuju kemandirian bangsa.

Untuk mendukung visi tersebut, PRK memiliki beberapa misi. Pertama menjalankan riset untuk pengembangan keilmuan di bidang teknik reaksi kimia dan katalisis. Kemudian menjadi pusat kegiatan pengembangan dan hilirisasi/komersialisasi hasil penelitian bidang teknik reaksi kimia dan katalisis. Lalu menjadi pusat kegiatan pelayanan bagi pemecahan masalah industri proses dan katalisis. Tak lupa juga menjadi gerbang bangsa untuk kerjasama internasional di bidang teknik reaksi kimia dan katalisis.

Dr. Melia menjelaskan bahwa katalis memiliki peran penting dalam reaksi dan industri kimia. “Katalis dapat mempercepat reaksi sampai milyaran bahkan trilyunan kali lipat. Selain itu, reaksinya menjadi lebih terarah ke produk yang diinginkan dan kondisi operasi bisa jadi lebih lunak. Oleh karena itu, katalis adalah kunci keberhasilan industri kimia," ujarnya.

Saat ini, kebanyakan industri kimia di Indonesia masih menggunakan katalis impor. Oleh karena itu, PRK ITB melakukan pengembangan katalis dari laboratorium sampai komersial. “Skala pengembangannya dimulai dari laboratorium, pilot, dan komersial atau langsung di reaktor industri. Proses trial di industri tidak tiba-tiba hanya scale up komposisi resep, tetapi juga harus mempertimbangkan penyusutan, teknis penggunaan dan faktor-faktor lain," ucap Dr. Melia.

Dr. Melia juga menjelaskan beberapa hasil pengembangan PRK ITB, salah satunya adalah pengembangan katalis “Merah-Putih” bekerja sama dengan RTI-PT PERTAMINA. “Proses pengembangan ini terbilang cukup lama, bahkan sebelum PRK ITB resmi dibentuk. Katalis hasil kerjasama ini telah terpasang/dipakai di industri lebih dari 200 ton di kilang-kilang Pertamina, menggantikan katalis impor. Keunggulan katalis Merah-Putih adalah kinerja katalis handal, umurnya lebih panjang, harga juga tentunya bersaing, dan katalis dirancang sesuai kebutuhan operasi," jelasnya.

Selain katalis “Merah-Putih”, saat ini PRK ITB juga sedang mengembangkan katalis berbasis tembaga untuk proses hidrogenasi ester lemak, katalis perengkahan, dan katalis untuk produksi bahan bakar nabati yaitu BENSA (Bensin Sawit). PRK ITB juga turut serta sebagai pionir dalam pembangunan pabrik katalis nasional pertama, PT Katalis Sinergi Indonesia.

Reporter: Erika Winfellina Sibarani (Matematika, 2021)