Rakit Simulasi Jembatan di FTSL Engineering Day, Mahasiswa Berlatih Merancang dengan Pola Pikir Keinsinyuran
Oleh Hafshah Najma Ashrawi
Editor Hafshah Najma Ashrawi
BANDUNG, itb.ac.id - Rekayasa desain adalah elemen teknik yang sering terlupakan dewasa ini. Hal itu dapat terlihat dari keseragaman struktur suatu produk hasil engineering. Bertolak dari tantangan ini, ITB mengambil langkah dengan mengadakan mata kuliah bernama Pengantar Rekayasa Desain (PRD), yang bersifat wajib bagi mahasiswa-mahasiswa Tahap Persiapan Bersama (TPB) ITB mulai angkatan 2013. Aplikasi mata kuliah ini bisa berbeda-beda pada tiap fakultas, sebagai contoh, mahasiswa TPB Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB mendapatkan tema berupa Struktur pada tahun perkuliahan 2014/2015 ini. Kuliah PRD FTSL ini berpuncak pada Ujian Akhir Semester yang dilangsungkan dalam FTSL Engineering Day 2015 pada Sabtu pagi (09/05/15). Pada kegiatan yang bertempat di Aula Barat ITB ini, mahasiswa FTSL 2014 bertugas untuk merancang dan merakit sebuah miniatur jembatan. Kegiatan yang merupakan Ujian Akhir Semester ini dihadiri oleh mahasiswa FTSL ITB angkatan 2014, asisten-asisten dosen, dosen, dan Dekan FTSL, Prof. Ir. Suprihanto Notodarmojo, Ph.D.
Selanjutnya, acara dibuka dengan sambutan dari Prof. Ir. Suprihanto Notodarmojo, Ph.D selaku Dekan FTSL. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa mahasiswa ITB harus memiliki kemampuan berkomunikasi dan menyampaikan ide yang baik, sehingga dapat bersinergi dengan siapa saja dalam dunia profesional. Sambutan diikuti dengan pengarahan umum mengenai kegiatan Ujian Akhir Semester (UAS) PRD yang disampaikan oleh Ir. Idwan Santoso, M.Sc., DIC., Ph.D, selaku Koordinator PRD FTSL. Kemudian, secara berkelompok para peserta mulai merakit jembatan dari bahan-bahan yang telah dipersiapkan.
Kegiatan ini merupakan simulasi dari tugas insinyur yang memiliki sebuah masalah, tujuan, dan batasan-batasan penyelesaian. Jembatan yang dibuat oleh tiap kelompok harus dapat menahan beban seberat tiga kilogram yang akan diletakkan di tengah jembatan. Dalam meraih tujuan tersebut, struktur jembatan menjadi penentu keberhasilan jembatan yang mereka kreasikan. Sementara itu, terdapat pula batasan-batasan yang menjadi tantangan bagi mahasiswa. Mahasiswa hanya berbekal pengetahuan intuitif serta berbagai jenis material yang telah disediakan untuk membuat jembatan. Material tersebut adalah sedotan, tusuk sate, dan stik es krim. Selain itu, tiap material memiliki harga tertentu. Hal ini membuat harga dari sambungan yang menggunakan benang berbeda dengan harga dari sambungan yang menggunakan lem.
"Hal ini bertujuan untuk membuat ujian ini semakin terasa seperti pekerjaan di dunia profesional, sehingga rasa engineering dalam setiap diri mahasiswa berkembang," ujar Ir. Idwan. Seusai merakit jembatan, perwakilan tiap kelompok mempresentasikan konsep jembatan kelompok mereka. Presentasi ini disertai dengan logika-logika yang menjadi dasar perancangan struktur jembatan mereka. Kemudian, konsep dibuktikan dengan uji beban. Walaupun memiliki bentuk yang berbeda-beda, jembatan setiap tim dapat melewati batas beban yang diberikan, yaitu tiga kilogram. Bahkan, ada jembatan yang sanggup menahan beban hingga sepuluh kilogram. Keberhasilan kelompok dalam mengkreasikan jembatan dalam FTSL Engineering Day 2015 ini akan mempengaruhi nilai UAS PRD mereka. "Penilaian UAS PRD mahasiswa FTSL 2014 diambil dari performa jembatan mereka serta laporan yang mereka buat," tutup Ir. R. Muslinang Moestopo, MSEM, Ph.D. sebagai salah seorang dosen PRD FTSL.
Abdiel Jeremi FMIPA 2014
ITB Journalist Apprentice 2015