Reka Reja: Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2023 oleh HMTL ITB

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Pada 21 Februari 2005 lalu, TPA Leuwigajah, Cimahi meledak dan mengakibatkan longsor yang menimbun kampung warga. Tragedi tersebut menelan ratusan korban jiwa. Dari peristiwa tersebut, akhirnya setiap 21 Februari diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).

Tahun ini, Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) ITB juga turut memperingati HPSN untuk mengingatkan seluruh masyarakat akan sampah yang dihasilkan setiap hari. HPSN 2023 diperingati oleh Departemen Keilmuan HMTL ITB melalui beberapa rangkaian kegiatan di bawah naungan proyek “Reka Reja”.

Reja-reja artinya sisa atau buangan, sedangkan reka berasal dari kata rekayasa yang berupaya menekankan peran perekayasa (engineer) dalam mengatasi masalah sampah. Reka Reja bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama mahasiswa ITB, mengenai isu persampahan di Indonesia.

Reka Reja terdiri atas beberapa mata acara yang dilaksanakan untuk mengangkat HPSN 2023, di antaranya, pertama, Himpunan Menanam, yaitu challenge berupa ajakan ke himpunan mahasiswa di ITB Ganesha dan Jatinangor untuk merawat tanaman di sekretariat himpunan masing-masing. Kedua, peletakkan 3 jenis tempat sampah (organik, anorganik, dan residu) di Jl. Ganesha dekat monumen kubus.

Foto: Dok. HMTL ITB

Kegiatan ketiga yaitu gelar wicara dengan mengundang narasumber dari River Cleanup Indonesia, Musat Space, Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HIMATEK) ITB, Keluarga Mahasiswa Infrastruktur Lingkungan (KMIL) ITB, dan Panjang Umur. Acara keempat adalah gerakan bersih-bersih sungai dan area sekitar Braga bersama River Cleanup Indonesia, Departemen Eksternal HMTL ITB, serta komunitas lain dan masyarakat umum.


Aksi bersih-bersih di Sungai Cikapundung (Foto: HMTL ITB)

Kegiatan kelima adalah aksi berupa performance art mengelilingi ITB menggunakan pakaian dari sampah domestik, dan keenam adalah Pameran di Selasar CC Timur yang mengangkat isu sampah sehari-hari dan komunitas yang bergerak di isu persampahan dan berusaha menyelesaikan masalah di sektor masing-masing, seperti River Cleanup Indonesia, Precious Plastic Bandung, Panjang Umur, dan Cemara Paper. Pameran ini juga membuka donasi kertas untuk disumbangkan ke Cemara Paper yang dapat mengolahnya menjadi produk layak jual seperti buku, amplop, lampion, dll.

Potret karya olahan plastik dari Precious Plastic Bandung (Foto: HMTL ITB)

Isu lingkungan bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan sendirian. Seluruh lapisan masyarakat harus turut bergerak sesuai kapasitas dan kemampuan masing-masing demi hidup yang berkelanjutan. Bagaimanapun, kita hanya punya 1 planet untuk ditinggali.

“HPSN adalah hari nasional yang sayangnya belum diketahui banyak orang. Padahal, sampah begitu dekat dengan kita, tetapi seolah tidak terlihat karena tidak dipedulikan. Semoga ke depannya, HPSN bukan hanya jadi sesuatu yang dipedulikan oleh HMTL, melainkan seluruh sivitas akademika ITB,” ujar Izzatul Husna (Teknik Lingkungan 2019), wakil ketua divisi Enviro Knowledge, Departemen Keilmuan, BP HMTL ITB 2022/2023.

Reporter: Hasna Khadijah (Teknik Lingkungan, 2019)