Rektor ITB Beri Orasi Ilmiah pada Dies Natalis ke-36 IKOPIN
Oleh Vera Citra Utami
Editor Vera Citra Utami
JATINANGOR, itb.ac.id - Memasuki era revolusi industri ke-4 yang ditandai pesatnya perkembangan teknologi digital, menjadikan masa depan akan mengalami perubahan-perubahan besar yang mungkin belum bisa kita bayangkan saat ini. Beberapa perubahan tersebut diprediksi akan terjadi di berbagai aspek kehidupan, di antaranya sektor industri, pemerintahan, termasuk di sektor pendidikan dan perkoperasian.
Sebagai institusi pendidikan, Institut Teknologi Bandung (ITB) diharapkan dapat mengembangkan penelitian dan inovasi di berbagai bidang keilmuan demi kemajuan sains dan teknologi yang memberikan solusi kepada industri. Hal tersebut sejalan Tri Dharma Perguruan Tinggi, di mana setiap perguruan tinggi harus mampu melaksanakan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
ITB tentunya tidak bisa melakukannya sendiri dan perlu bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk industri dan pemerintah yang memiliki kewenangan menerbitkan regulasi atas penggunaan teknologi baru yang akan datang.Tidak hanya itu, ITB juga perlu secara terus-menerus meningkatkan kerjasama dengan perguruan tinggi lainnya.
Maka dari itu, pada Senin (7/5/2018), Rektor ITB, Prof. Kadarsah Suryadi, DEA., dan Rektor Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN), Dr. (HC). Burhanuddin Abdullah, Ir., MA., menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) antara ITB dan IKOPIN. Penandatanganan MoU ini dilaksanakan bersamaan dengan Sidang Terbuka Senat Institut Manajemen Koperasi Indonesia dalam rangka memperingatai Dies Natalis Ke-36 IKOPIN. Kerjasama yang erat diharapkan dapat terjalin antara kedua belah pihak terutama dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Rektor ITB berikan Orasi Ilmiah bertemakan Revolusi Industri 4.0
Bertempat di Graha Suhardari, Kampus IKOPIN Jl. Jatinangor KM 20, Kadarsah memberikan orasi ilmiah mengenai Revolusi Industri 4.0 di hadapan Rektor, para Guru Besar IKOPIN, dan tamu undangan.
“Pertama, tren yang sedang muncul di perguruan tinggi adalah demokratisasi akses terhadap ilmu pengetahuan. Dalam sepuluh detik ini, ada banyak sekali informasi yang berseliweran di internet yang dapat kita akses,” ujar Kadarsah mengawali orasi ilmiahnya.
Akibatnya, lapangan kerja di masa mendatang nanti akan berhubungan dengan teknologi digital. Perguruan tinggi dituntut untuk mempersiapkan lulusan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan tersebut. Itu sebabnya, menurut Kadarsah, ada empat hal lain yang dapat mempengaruhi pendidikan tinggi ke depan selain demokratisasi akses ilmu pengetahuan, yaitu pengaruh teknologi digital, integrasi perguruan tinggi dengan industri, mobilitas yang tinggi, dan yang terakhir adalah adanya persaingan untuk mendapatkan dana untuk riset.
Dari sisi penyerapan lulusan oleh lapangan kerja, Kadarsah juga menjelaskan lima faktor yang dapat mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut adalah kondisi ekonomi yang fluktuatif dan tidak menentu. Ia mencontohkan ketika harga minyak sedang naik, industri perminyakan pun akan menjadi lesu sehingga lulusan dari teknik perminyakan akan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan.
Begitu pula dengan alasan demografi. “Populasi generasi muda akan berkurang setengahnya, kecuali negara-negara yang memiliki bonus demograsi. Nantinya, negara-negara yang kekurangan tenaga kerja usia produktif akan membutuhkan tenaga kerja asing,” tutur Kadarsah.
Faktor sosiologi juga menjadi penentu, “Perlakuan yang diberikan kepada generasi X tentu berbeda dengan mereka yang lahir di generasi Y atau Z, apalagi sekarang telah ada yang disebut dengan disruptive technology,” ujarnya.
Untuk menghadapi perubahan-perubahan tersebut, diperlukan bekal khusus, terutama untuk para generasi muda. Bekal yang dimaksud di antaranya adalah menjalin kerjasama dengan orang-orang yang piawai dengan teknologi. Hal lain yang tak kalah penting adalah kemampuan untuk mengontrol big data. “Kita harus belajar data mining, yaitu menambang data menjadi emas,” ujarnya. Kadarsah juga berpesan agar generasi muda peduli terhadap lingkungannya. “Kita itu jangan menjadi seperti katak yang tidak sensitif terhadap lingkungannya, jadilah insan yang responsif, memiliki agility, yang peka terhadap lingkungan,” pungkasnya.
Hadir dalam acara tersebut, Rektor UIN Sunan Gunung Djati, Prof.Dr. H. Mahmud, M.Si, serta Prof.Dr.Ir. Rokmin Dahuri yang juga diberikan kesempatan untuk memberikan orasi ilmiah tentang Peningkatan Peran Koperasi di Era Revolusi Industri 4.0.