Prof. Reini mengatakan bahwa ITB memiliki sejumlah program magister multidisiplin yang bertujuan untuk mendorong pendidikan yang kolaboratif dan holistik. Pendidikan di ITB sendiri sudah mengarah pada pendekatan multidisiplin sejak sekitar 25 tahun lalu.

Program magister multidisiplin tersebut, antara lain Teknologi Nano; Teknologi Kesehatan; Pendidikan Sains 4.0; Digital Technopreneurship; Smart-X; Material Baterai; Kebencanaan; Pariwisata Hayati Berkelanjutan; dan Kepemimpinan Desain (Design Leadership). ITB pun memiliki program doktor multidisiplin Doktor Sains dan Teknologi Nano. Berbagai program tersebut sebagai jawaban ITB atas perkembangan zaman yang menuntut kolaborasi.

Selain itu, Rektor ITB menjelaskan berbagai fasilitas olahraga di lingkungan ITB Kampus Ganesha, Jatinangor, dan Cirebon, seperti kolam renang, lapangan tenis, lapangan sepak bola, gym, hingga lapangan futsal, beserta berbagai program pembinaan yang dijalankannya, salah satunya Sekolah Sepak Bola (SSB) Mandala Ganesha. Hal ini untuk menumbuhkan sportivitas, disiplin, dan kemandirian sedari dini.

Melalui pertemuan tersebut, kedua belah pihak membahas kemungkinan kolaborasi tridarma perguruan tinggi, di antaranya memperkuat akses pendidikan dan pengajaran, juga berbagai bentuk penggiatan olahraga melalui pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada.

Hal itu tidak terlepas dari keberadaan empat multikampus ITB yang memiliki kekhasannya masing-masing yang diwujudkan dalam pembukaan program studi relevan di setiap kampus berdasarkan lokasi masing-masing kampus, termasuk ITB Kampus Jakarta. Keempat kampus tersebut memiliki keunggulan dan kekhasan masing-masing yang dapat menjadi peluang untuk kerja sama antar kedua perguruan tinggi.