RSCE 2024: Forum Insinyur Proses Soroti CCUS, Dekarbonisasi, dan Masa Depan Industri
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BALI, itb.ac.id - Program Studi Teknik Kimia, Teknik Pangan, Teknik Bioenergi dan Kemurgi Institut Teknologi Bandung (ITB), bekerja sama dengan Asosiasi Pendidikan Tinggi Teknik Kimia Indonesia (APTEKIM), dan Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKKPII), mengadakan The 28th Regional Symposium on Chemical Engineering (RSCE) 2024, pada Sabtu-Kamis (9-14/11/2024) di The Patra Bali Resort, Kuta, Bali.
Agenda ini mengambil tema bertajuk "Engineering a Sustainable Future: Chemical Engineers at the Forefront" dengan fokus pada upaya mewujudkan masa depan berkelanjutan di sektor industri dan lingkungan. Kegiatan tersebut pun sebagai bentuk peranan strategis insinyur proses dalam menjawab tantangan lingkungan.
Rangkaian acara dimulai dengan Simposium ASEAN Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) Network 2024 pada tanggal 9-13 November 2024 yang dibuka oleh Prof. Dr. Sanggono Adisasmito, M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN., dari Kelompok Keahlian (KK) Energi dan Teknologi Berkelanjutan Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITB. Beliau membahas mengenai rantai bisnis untuk karbon dioksida di Indonesia, Asia Tenggara, dan dunia.
Sementara itu, peneliti dari Pusat Pemanfaatan Karbon Dioksida dan Gas Suar ITB, Dr. Anggit Raksajati, menyampaikan berbagai peluang dan tantangan pada aspek teknoekonomi untuk implementasi CCUS di Indonesia.
Agenda ilmiah berikutnya adalah Focused Group Discussion (FGD) pada tanggal 11-12 November 2024, yang dibuka oleh Wakil Ketua Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKKPII) Ir. Ganis Danandjati, IPM. Topik FGD adalah decarbonization, carbon trading, dan pengembangan bisnis berkelanjutan dari CCUS. Diskusi yang komprehensif ini mengangkat urgensi industri dalam memahami dekarbonisasi, manajemen karbon, implementasi dekarbonisasi di berbagai negara ASEAN.
"Industrialisasi yang ramah lingkungan menjadi tantangan besar di tengah ketidakpastian regulasi terkait dekarbonisasi dan minimnya insentif di luar sektor minyak dan gas," ujar salah satu narasumber dalam FGD, yakni Dr. Aqsha.
Puncak acara RSCE 2024 berlangsung pada tanggal 13-14 November 2024, menghadirkan 400 insan ilmiah dari dalam dan luar negeri, membahas topik utama seperti bioenergi, bioteknologi, kemurgi, teknologi pangan, hingga advanced materials dan pengelolaan lingkungan. Para pembicara kunci dan delegasi internasional didatangkan dari berbagai negara, termasuk Belanda, Malaysia, Filipina, Australia, Jepang, Thailand, dan Inggris.
Ketua Panitia RSCE 2024, Dr. C.B. Rasrendra menyampaikan bahwa Indonesia, dengan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang besar, harus menjadi pelopor dalam merancang masa depan yang berkelanjutan. “Para insinyur proses juga harus menjadi garda terdepannya,” katanya.
Di sisi lain, Ketua BKKPII, Dr. Sripeni Inten Cahyani, IPM, ASEAN Eng., menyampaikan bahwa BKKPII berkomitmen kuat untuk mendukung kebijakan dekarbonisasi yang mempercepat transisi energi menuju ekonomi rendah karbon.
Kegiatan ini didukung pula oleh PT Kilang Pertamina Internasional dan Badan Pengelola Perkebunan Sawit (BPDPKS) yang tampil sebagai co-organizer, mendukung pengembangan praktik rekayasa berkelanjutan dan pendidikan teknik kimia di Indonesia.
Selain itu, terdapat pula workshop pembuatan kosmetik berbasis sawit bagi siswa SMA di Bali, Talents Mapping Assessment oleh Tristia Riskawati, dan seminar Growth Mindset oleh Dr. Djohan Yoga.
Rangkaian agenda diakhiri dengan Musyawarah Nasional APTEKIM pada tanggal 15 November 2024, yang dihadiri oleh 75 Ketua Program Studi Teknik Kimia dari seluruh Indonesia untuk memperkuat sinergi antara akademisi, industri, dan pemerintah.
Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Teknik Kimia Indonesia (APTEKIM), Dr. Idral Amri, menyampaikan pentingnya berbagai aktivitas ilmiah untuk membangun kerjasama kemitraan dalam mendukung kemajuan Teknik Kimia pada masa mendatang.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi rsce2024.id.