Kuliah Tamu Prodi Teknik Kimia Bahas Program Dekarbonisasi Pembangkit Listrik di Indonesia

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id-Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri ITB menyelenggarakan kuliah tamu untuk mata kuliah K4201 Seminar Keprofesian Teknik Kimia pada hari Jumat (4/2/2022) lalu. Kuliah tamu ini berjudul “Program Dekarbonisasi Pembangkit Listrik di Indonesia”. Materi pada perkuliahan ini disampaikan oleh Direktur Utama PT Energy Management Indonesia (Persero) dan juga alumni Teknik Kimia ITB angkatan 1988, Andreas Widodo.

Pemaparan materi diawali dengan penjelasan terkait tujuan dari dekarbonisasi. Dekarbonisasi dilakukan untuk mencegah kenaikan temperatur Bumi yang menjadi terlalu tinggi. Kenaikan temperatur ini tentunya sangat membahayakan kehidupan manusia di dunia. Diperkirakan, temperatur Bumi akan naik 5 derajat celcius dibanding zaman pra industrial. Maka dari itu, Paris Agreement sudah membuat target untuk menjaga bumi ini. Target jangka pendeknya adalah mencapai puncak emisi karbon, sementara tujuan jangka panjangnya adalah mencapai net zero emission.

Kini, semakin banyak negara di dunia yang menjalankan dekarbonisasi sesuai NDC dengan reduksi emisi yang disertai akuntansi karbon yang baik. “Sudah banyak negara yang memiliki akuntan untuk proyek dekarbonisasi ini untuk mencapai hasil yang presisi dan optimal,” jelas Andreas. Indonesia juga sudah memulai langkah ini. Sebagai contoh, kini Pertamina sudah mengurangi pelepasan dalam produksi bahan bakar. Cara yang ditempuh untuk merealisasikan hal tersebut adalah efisiensi energi, energi terbarukan, dan carbon capture and storage.

Salah satu sektor yang difokuskan untuk dilakukan dekarbonisasi adalah sektor listrik. Di masa kini, listrik menjadi kebutuhan yang hampir tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Hampir semua aktivitas manusia baik di perkotaan dan di perdesaan membutuhkan aliran listrik untuk dapat dilangsungkan. Secara sains, listrik adalah salah satu produk proses kimia dan fisika. “Maka dari itu, partisipasi insinyur Teknik Kimia akan memberi nilai tambah pada sektor ini,” ujar Andreas. Beberapa jenis sumber energi yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan dan menciptakan listrik terbarukan adalah tenaga angin dan tenaga surya yang termasuk dalam Variable Renewable Energy (VRE).

Bukan hanya memberi nilai tambah, peran insinyur Teknik Kimia juga dapat menambah efisiensi dalam penggunaan dan penyimpanan listrik dalam skala besar, karena salah satu kendala dalam menangani energi listrik adalah terkait penyimpanannya yang sulit dan mahal. Namun di sisi lain, harga atau pembayaran listrik terbarukan kepada generator lebih mahal daripada harga listrik dari jaringan.

Selain itu, dekarbonisasi pembangkit listrik di Indonesia juga diharapkan dapat menghasilkan berbagai kontribusi positif. Salah satu contohnya adalah kontribusi pengaturan sisi demand terhadap efisiensi. Tercatat bahwa sektor industri menjadi sektor dengan konsumsi listrik tertinggi di Indonesia, mencapai persentase 41 persen. Kemudian diikuti oleh sektor rumah tangga dengan persentase 37,45 persen.

Listrik terbarukan ini akan berpengaruh pada penurunan demand. “Kontribusi sisi demand sangat penting, karena own use dari generator umumnya tak terlalu besar dan pembangunan gen baru semakin efisien. “Selain itu, jika pengguna dapat diminta untuk menurunkan atau menaikkan beban secara cepat dan mudah oleh operator jaringan, mungkin biaya yang dihasilkan secara overall akan lebih murah, efisien, dan rendah emisi,” tegas Andreas.

Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)