Persiapkan Kegiatan Konseling, Asrama ITB Adakan Sosialisasi Kampanye Anti Narkoba dan Peer Counseling untuk Tutor Asrama ITB

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


JATINANGOR, itb.ac.id – Asrama Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar acara yang menggabungkan kampanye anti narkoba dan pelatihan peer counseling di Gedung Kuliah Umum 1 (GKU 1) Kampus Jatinangor ITB pada Sabtu (23/9/2023).

Agenda ini merupakan salah satu bentuk pembinaan di Asrama ITB untuk memberikan konseling dari tutor asrama sebagai kakak konseling kepada para penghuni asrama. Kegiatan tersebut juga merupakan bentuk kerja sama antara Tutor Asrama ITB, Badan Narkotika Nasional (BNN), dan Sekolah Farmasi ITB, dengan dukungan dari Direktorat Kemahasiswaan ITB.

Acara ini diawali dengan sambutan dari Ketua Pengabdian Masyarakat Sekolah Farmasi ITB, Dr. Kusnandar Anggadiredja, S.Si., M.Si., yang mengapresiasi kegiatan ini sebagai upaya menyebarkan pemahaman penting tentang bahaya narkoba di kalangan mahasiswa, terutama sebagai tutor asrama yang juga berperan sebagai kakak konseling untuk mahasiswa baru.

Selanjutnya, Direktur Kemahasiswaan ITB, Dr. G. Prasetyo Adhitama, S.Sn., M.Sn., mengungkapkan bahwa kegiatan Training for Trainer (ToT) yang mengangkat topik ini adalah yang pertama di ITB. Beliau berharap dengan adanya acara kali ini dapat mempersiapkan para tutor sebagai kakak konseling agar memiliki pemahaman yang lebih mendalam untuk interaksi di lingkungan asrama dan kehidupan sehari-hari sebagai mahasiswa.

Dengan demikian, upaya pencegahan penyebaran narkoba pun dapat dimulai sejak awal masa perkuliahan mahasiswa baru.

Sesi 1: Kampanye Anti Narkoba oleh BNN
Kemudian pada sesi pertama terdapat penjelasan kampanye anti narkoba yang dipresentasikan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), yakni Ketua Tim Pencegahan BNN Provinsi Jawa Barat, Yohanes Eko Ariyanto, S.Si., M.Si.

Dalam presentasinya, beliau menjelaskan betapa rawannya Indonesia terhadap peredaran narkoba, terutama sebagai salah satu negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang di dunia. “Bahwa peredaran narkoba kini merambah ke media sosial dan tidak terbatas lagi pada kalangan tertentu,” ujarnya.

Materi yang dibawakan mencakup bahaya narkoba terutama pada generasi muda, peredaran narkoba di masa modern, bagaimana menghadapinya, bagaimana menghindari narkoba, dan bagaimana ikut serta dalam upaya pemutusan rantai penyebaran narkoba sebagai mahasiswa.

Sesi 2: Pelatihan Peer Counselor
Sesi kedua adalah pelatihan peer counselor dengan materi yang disampaikan oleh Psikolog dari Bimbingan Konseling Direktorat Kemahasiswaan ITB, Yusi Prasiwi S.Psi., M.Psi., Psikolog.

Yusi Prasiwi menjelaskan pentingnya peer counselor ini, sebagai wadah mempersiapkan kakak konseling yang mampu memahami karakteristik adik-adik konseling mereka. Beliau mengingatkan bahwa adik konseling bukanlah objek, melainkan subjek yang aktif dalam mengubah diri mereka sendiri.

Selain itu, terdapat pula materi pelatihan yang mencakup konsep stres, fungsi konseling (pencegahan, penyesuaian, perbaikan), dan keterampilan mendengarkan secara empatik (empathic listening). Tutor konseling diingatkan untuk tidak memberikan solusi langsung, melainkan hadir untuk mendengarkan dan menerima adik konseling dengan apa adanya.

Sesi ini ditutup dengan praktik konseling oleh tutor asrama, diikuti oleh sesi komentar dan wejangan langsung dari pembicara.
Penutup: 

Sesi 3: Membantu Diri Sendiri untuk Membantu Orang Lain

Acara ini diakhiri dengan pesan bahwa membantu orang lain adalah hal yang penting, namun kita juga perlu membantu diri sendiri. Mahasiswa diingatkan untuk memiliki keseimbangan dalam membantu orang lain dan merawat diri sendiri. Selain itu, generasi muda, termasuk mahasiswa, juga diingatkan memiliki peran penting dalam pencegahan dan penanggulangan masalah narkoba.

Perguruan tinggi, melalui tridarma perguruan tinggi, memiliki tanggung jawab untuk ikut serta dalam pencegahan narkoba. ITB telah menjalankan tujuan ini dengan menyelenggarakan kegiatan pencegahan di lingkungan kampus.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bahaya narkoba dan meningkatkan kemampuan para tutor asrama sebagai kakak konseling yang peduli terhadap mahasiswa khususnya penghuni asrama.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika 2021)