SBM-ITB Kembangkan Inovasi Potensi Lokal Melalui Program Pembelajaran Lintas Budaya (SEED)

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id -- Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung tahun ini menyelenggarakan program Social Enterprise for Economic Development (SEED) 2018. Lebih dari 40 peserta yang berasal dari perwakilan mahasiswa dari beberapa universitas yang tergabung di dalam Asean Learning Network (ALN) dan universitas mitra dari luar negeri akan mengikuti acara tersebut.

Para mahasiswa tersebut berasal dari University of Groningen, University Of Southern Denmark, Victoria University of Wellington, Birmingham City University, University Malaysia Perlis, San Beda University, Universiti Malaysia Kelantan, Princess of Naradhiwas University, Prince of Songkla University, dan Banking University of Ho Chi Minh City, dan mahasiswa SBM ITB.

SEED sendiri merupakan program pembelajaran manajamen lintas budaya yang rutin digelar tiap tahunnya. ITB melalui SBM adalah penggagas dan pelopor program ini dan secara regular menyelenggarakannya setiap tahun sejak 2007, sebelum akhirnya program ini diadopsi dan diselenggarakan juga oleh universitas-universitas yang tergabung di dalam ALN.

Menurut Wakil Dekan Bidang Akademik SBM ITB, Prof.Dr. Utomo Sarjono Putro, program SEED ini bertujuan untuk mengekspos kehidupan mahasiswa di tengah-tengah masyarakat untuk memahami kehidupan dan lingkungan sosial di Indonesia. Selain itu untuk memberikan kesempatan untuk mengenal pola pikir, kebiasaan, tradisi, dan adat istiadat masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Barat.

Ia menambahkan, peserta SEED juga melakukan penelitian lapangan mengenai potensi sosial dan ekonomi masyarakat melalui observasi dan pengalaman langsung di lapangan tentang kehidupan nyata masyarakat, sehingga diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan dan menghasilkan ide inovatif untuk mengembangkan potensi masyarakat.

Prof. Utomo menambahkan, bahwa mahasiswa SBM perlu wawasan global tidak hanya wawasan lokal. Oleh karena itu, perlu kerjasama dalam hal pertukaran budaya, melalui SEED ini sebagai suatu inovasi terhadap suatu miniatur kerjasama antara bangsa. "Mahasiswa kami berinteraksi dengan mahasiswa asing, berbagi pengalaman dengan masyarakat lokal, terlibat langsung dan memberikan dampak buat masyarakat," katanya.

Penanggung Jawab Program SEED adalah Dr. Bambang Rudito, dengan para mentor yang berasal dari SBM ITB, dan juga dari universitas mitra luar negeri, antara lain, Prof Ian Williamson dari Victoria Business School, Victoria University of Wellington, NZ, dan Prof Mark Gilman, dari Birmingham City University, UK.

Dr. Bambang Rudito menyampaikan bahwa kegiatan ini akan dilaksanakan di Kabupaten Sumedang, tepatnya di Kecamatan Sukasari. Secara geografis, lokasi ini sangat mendukung dan memiliki potensi pertanian, perkebunan, dan peternakan yang didukung oleh aktivitas jasa dan perdagangan."Sehingga dapat memberikan kontribusi yang tidak kecil dalam pengembangan agribisnis sebagai salah satu pilar perwujudan visi Kabupaten Sumedang," katanya.

Ia berharap melalui SEED, mahasiswa bisa muncul rasa empatinya, bahwa sekolah bisnis bukan hanya mudah untuk mendapatkan keuntungan dalam bentuk materi, tapi harus punya rasa empati pada orang lain yang mana pola hidupnya beda, beda pemikirannya, bagaimana mereka cari makan dan bagaimana kita meningkatkan kesejahteraan mereka. "Dalam SEED ini akan ada kolaborasi ilmu dan manajemen dari mahasiswa luar. Dan ternyata antusiasnya besar sekali terutama dari universitas yang ada di ASEAN. Mudah-mudahan ide ini menyebar ke ASEAN tidak hanya di Indonesia saja," pungkasnya.