SBM ITB Selenggarakan Workshop Internasional Agent-Based Simulation bagi Pembuat Kebijakan

Oleh Akbar Syahid Rabbani

Editor Akbar Syahid Rabbani

BANDUNG, itb.ac.id - Untuk memperkenalkan aplikasi terbaru serta mendorong pemanfaatan agent-based simulation bagi para pembuat kebijakan dan akademisi di Indonesia, maka Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), Indonesia National Committee for Applied Systems Analysis (INCASA), dan Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB melakukan kolaborasi dalam penyelenggaraan The 2nd International Workshop on Agent-based Simulation for Policy Development yang digelar di Jakarta (30/03/13).

Workshop dibuka oleh Prof. Dr. Kuntoro Mangkusubroto selaku kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4). Dalam sambutannya, Prof. Kuntoro menekankan pentingnya kontribusi agent-based simulation terhadap pembuatan kebijakan di Indonesia. Pada kesempatan ini, diperkenalkan pula INCASA sebagai organisasi yang bertujuan untuk mendorong penerapan analisis sistem (termasuk agent-based simulation) dalam pembuatan kebijakan nasional.

Prof. Kyoichi Kijima dari Tokyo Institute of Technology menjadi pembicara pertama dengan presentasinya mengenai agent-based simulation dalam mekanisme Car-Sharing. Prof. Kijima menjelaskan bahwa mekanisme Car-Sharing merupakan model bisnis penyewaan mobil yang dianggap dapat mengurangi jumlah mobil yang ada di jalan raya sekaligus menurunkan tingkat polusi. Setelah itu workshop dilanjutkan dengan table top exercise yang dipandu oleh Prof. Hiroshi Deguchi dari Tokyo Institute of Technology. Table top exercise ini bertujuan untuk mendemonstrasikan manfaat agent-based simulation dalam mengungkap persepsi para pembuat keputusan mengenai suatu fenomena yang terjadi pada dunia nyata. Diskusi pada sesi pertama ini dipandu oleh sekretaris INCASA yang juga merupakan profesor dalam bidang pembuatan keputusan di SBM ITB, yaitu Prof. Utomo Sarjono Putro.

Pada sesi kedua, diskusi berlanjut dengan pembicaraan mengenai aplikasi agent-based simulation pada kasus nyata di Indonesia. Kasus pertama yang dipresentasikan oleh Dr. Akhmad Hidayatno dari Universitas Indonesia membahas tentang pemanfaatan agent-based simulation pada proses desain sistem Mass Rapid Transport (MRT) di Jakarta. Dalam pemaparan ini, peserta tidak hanya memperoleh penjelasan mengenai bagaimana penerapan agent-based simulation pada desain MRT, tetapi juga memahami bagaimana mengaplikasikan agent-based simulation untuk mengatur perpindahan manusia secara umum. Workshop kemudian dilajutkan dengan pemaparan kasus swasembada daging sapi yang dipresentasikan oleh Dr. Ivan Fanany dari Universitas Indonesia. Kasus ini memberikan pemahaman tentang bagaimana harga suatu komoditas secara umum dapat terbentuk sebagai akibat dari interaksi antar agen. Dikusi pada sesi kedua ini dipimpin oleh Ping Yowargana dari UKP4.

Dr. Vlasios Voudouris dari London Metropolitan Business School menjadi pembicara pada sesi terakhir dengan penjelasan mengenai urgensi dan manfaat dalam mempertimbangkan mekanisme dalam pembuatan kebijakan. Kasus yang diangkat oleh Dr. Voudouris adalah pemanfaatan agent-based simulation untuk pembuatan kebijakan pada bidang energi. Menurutnya, agent-based simulation dapat membantu pembuatan kebijakan untuk memperoleh useful energy secara efisien, dan pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Diskusi di sesi terakhir ini dipandu oleh Dr. Yos Sunitiyoso dari SBM ITB.