SDGs Center ITB: Akankah Pandemi COVID-19 menjadi Endemik di Indonesia?
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id- Pada Kamis, 22 Juli 2021, SDGs Center ITB mengadakan webinar dengan judul “Potensi COVID-19 menjadi Endemik, dan Dampaknya terhadap Pencapaian SDGs”. Acara ini diisi oleh beberapa pembicara, di antaranya Dr. Azzania Fibriani sebagai Virolog di SITH ITB, Dr. Windhu Purnomo, dr., MS. sebagai dosen khusus di Depertemen Epidemologi Universitas Airlangga, Dr. Vivi Yulaswati, M.Sc. sebagai Kepala Sekretarian Nasional TPB/SDGs Indonesia, dan Ir.Teti Armiati Argo, MES., Ph.D. sebagai penanggap.
Windhu Purnomo menjadi salah satu pembicara di sesi kali ini. “Epidemiologi COVID-19, Potensi Endemik, dan Capaian SDGs di Indonesia” merupakan judul pembahasan yang dibawa. Terdapat perbedaan yang cukup besar antara arti pandemi dan endemik. Dalam epidemiologi, infeksi dikatakan endemik dalam suatu populasi ketika infeksi itu terus-menerus dipertahankan pada tingkat dasar di wilayah geografis tanpa input eksternal. Misalnya, cacar air adalah endemik di Inggris. Sedangkan Pandemi adalah epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas, misalnya beberapa benua, atau di seluruh dunia
Perkembangan COVID-19 di Indonesia
Kasus COVID-19 di Indonesia sedang memasuki gelombang kedua. Indonesia dapat mencapai herd immunity jika jumlah vaksin telah mencapai 416.531.440 dosis. Namun hingga saat ini, baru mencapai 6,09% jumlah penduduk atau sebesar 7,90 dari target pencapaian herd immunity.
Untuk sisa waktu sampai dengan 31 Desember 2021 (tersisa 160 hari), maka harus 2,24 juta dosis per hari atau 67 juta dosis per bulan. Berdasarkan data tersebut, jika mengandalkan vaksin yang berasal dari luar negeri maka untuk mencapai herd immunity masih sangat jauh.
Prinsip Penangangan wabah COVID-19
Pengendalian wabah memiliki standar yang harus diikuti. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menemukan kasus yang tertular. Untuk menemukan kasus-kasus tersebut perlu dilakukan testing. Setelah itu maka wajib dilakukan isolasi serta pengobatan. Karantina wilayah/Individu memiliki peranan penting untuk menurunkan kasus penyebaran saat tingkat vaksinasi dan testing yang masih lemah di Indonesia. Pembatasan mobilitas ketat, 70-80% penduduk harus diam di rumah dalam satu waktu. Jika hal ini telah dilakukan maka angka penyebaran dapat menurun.
Potensi Endemik
Penyebaran virus tidak dapat dikendalikan dikarenakan hal tersebut merupakan perilaku alami dari virus tersebut. Namun, hal eksternal lain dapat dikendalikan, seperti pemberian vaksin dan perilaku manusia.
Kebijakan dan dukungan dari perilaku masyarakat memegang peranan penting untuk menekan kasus terinfeksi COVID-19. Peningkatan angka vaksinasi dan testing di Indonesia dapat memberikan penurunan angka terinfeksi yang sangat signifikan, dan memungkinkan pandemi menjadi endemik. Namun, tentunya diharapkan dengan upaya yang telah dilakukan dapat benar-benar menghilangkan penyebaran COVID-19 di Indonesia bukan hanya sekedar berada pada situasi endemik.
Reporter: Tarisa Putri (Teknik Kimia 2019)