Semarak Asrama Mengajar, Melukis Bersama Anak-anak Ciseke
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
Jatinangor, itb.ac.id - Sebagai bagian dari komunitas akademik Institut Teknologi Bandung (ITB), Asrama ITB berkomitmen untuk memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat di sekitarnya. Salah satunya dengan kembali menggelar Asrama Mengajar di TPQ Al-Jariyah, Ciseke, Jatinangor, Sabtu (30/9/2023).
Kegiatan ini merupakan bentuk pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi, pengabdian masyarakat melalui pengembangan kompetensi dan kreativitas anak-anak. Penghuni diberikan kesempatan sebagai sukarelawan pengajar. Selain itu, Asrama Mengajar juga dapat menjadi wadah pengembangan karakter bagi penghuni sejalan dengan konsep Living and Learning Community di Asrama ITB.
Tema yang dibawakan pada kesempatan kali ini adalah melukis. Anak-anak dibagi menjadi kelompok kecil dan masing-masing diberikan tempat pensil berbahan kanvas untuk dilukis menggunakan cat akrilik. Hasilnya pun dapat dibawa pulang ke rumah.
Tercatat, 15 penghuni dan 12 tutor ambil bagian pada kegiatan ini dan pesertanya terdiri dari 48 anak-anak di jenjang usia 4-12 tahun.
Salah satu peserta, yakni Faiz, yang merupakan siswa kelas 1 SD, mengaku senang dapat mengikuti kegiatan ini. “Senang, melukis pemandangan,” kata Faiz.
Selain itu, peserta lainnya yang bernama Eden, yang merupakan siswa kelas 3 SD, merasa senang mendapatkan kakak-kakak tutor yang baik. “Seru, mewarnai sama melukis. kakak-kakaknya baik”, sambung Eden.
Di sisi lain, salah seorang mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) angkatan 2026, Gentar, juga sangat menikmati kegiatan tersebut. Dia berharap agenda serupa dapat diadakan kembali dengan lebih sering.
“Seru banget bisa ketemu adik yang lucu-lucu. Bisa menghilangkan hectic dan chaos selama TPB, ketemu adik-adik jadi semangat lagi. Kalau bisa satu bulan dua kali,” ungkapnya.
Asrama mengajar akan terus diadakan setiap satu bulan sekali. Tak hanya di Jatinangor, kegiatan ini juga digelar di semua Asrama Ganesha, yakni Sangkuriang, Kidang Pananjung, dan Kanayakan.
Reporter: Muh. Umar Thoriq (Teknik Pangan, 2019)