Seminar 6th Agrifasco: Mewujudkan Produksi Pertanian Perkotaan Berkelanjutan untuk Ketahanan Pangan Nasional
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id- Himpunan Mahasiswa Rekayasa Pertanian ITB (HIMAREKTA) menyelenggarakan webinar keberlanjutan pertanian untuk menunjang keamanan pangan di Indonesia, Minggu, (7/2/2021). Webinar ini diisi oleh Dr. Ir. Suwadi M.Si sebagai Direktur Jendral Tanaman Pangan Kementrian Pertanian Indonesia, Ir. Afrizal Gindow sebagai Deputi Direktur Manajer PT East Weed Seed Indonesia (EWINDO) dan David Setya Gunawan sebagai Founder & CEO Eden Farm.
Menurut Khalish Muhammad Azka (BA’17) sebagai ketua pelaksana rangkaian acara 6th Agrifasco, seminar ini merupakan puncak dari rangkaian acara Agrifasco (Agricultural Farming System Competition) yang sebelumnya didahului lomba karya tulis ilmiah dan lomba infografis tingkat nasional untuk mahasiswa.
“Seminar ini ditujukkan untuk masyarakat umum dari berbagai kalangan mulai dari petani, praktisi pertanian, akademisi, hingga pegawai pemerintah. Pada awalnya kami hanya menargetkan 300-500 peserta yang terlibat, pada kenyataan seminar ini mendapatkan antusiasme cukup besar hingga dihadiri 700 peserta,” ujar Khalish.
Acara seminar diawali oleh sambutan Dekan SITH ITB Dr. Endah Sulistyawati, S.Si., Ph.D, kemudian dilanjutkan dengan paparan dari Dr. Suwadi. Ia menyampaikan paparan mengenai Sustainable Agriculture Production Systems Innovation for National Food Security.
Menurutnya tidak hanya nasi yang dapat digunakan sebagai sumber makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Banyak sekali aneka olahan pangan Indonesia seperti ubi kayu, sorgum, ubi jalar, talas, gembili, ganyong, gandum, jagung, dan gadung yang dapat digunakan sebagai sumber makanan pokok. “Plasma nutfah yang kita miliki luar biasa, masih diperlukan inovasi dan teknologi yang terbarukan untuk menggeser kurva produksi,” ujar Dr. Suwadi.
Berdasarkan arahan kebijakan Menteri Pertanian terdapat lima cara bertindak untuk mendukung transformasi struktural di sektor pertanian di antaranya peningkatan kapasitas produksi seperti pengembangan lahan, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik, pengembangan pertanian modern seperti pengembangan smart farming, dan gerakan tiga kali ekspor atau yang lebih sering disebut GRATIEKS.
Sesi webinar yang kedua diisi oleh Ir. Afrizal Gindow dari PT East Weed Seed Indonesia (EWINDO). Menurutnya, peluang pertanian di Indonesia meningkat 2.15% di tengah pandemi COVID-19 dengan salah satu terobosannya menggunakan smart farming.
“Di kuartal keempat tahun 2020, sektor pertanian naik secara positif sebesar 10%. Tetapi masih ada tantangan yang perlu dihadapi seperti kurangnya akses terhadap informasi, kurangnya akses terhadap pasar, kurangnya akses terhadap mesin dan buruh, kurangnya akses terhadap pelayanan finansial, dan kurangnya akses terhadap masukan mengenai kualitas,” ujar Afrizal.
Sesi webinar terakhir diisi oleh David Setya Gunawan dari Eden Farm yang merupakan salah satu startup di bidang agriculture yang menyediakan buah-buahan dan sayur-sayuran dari konsumen skala besar hingga end-user.
Reporter: Diah Rachmawati (Teknik Industri, 2016)