Seminar Corporate Competitiveness, Membangun Kompetensi untuk Berkompetisi

Oleh asni jatiningasih

Editor asni jatiningasih

Bandung, itb.ac.id - Sabtu (19/1) bertempat di Aula Timur ITB, dalam rangkaian acara IECOM 2008, Teknik Industri ITB mengadakan seminar bertajuk Corporate Competitiveness. “Seminar ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan tentang bagaimana meningkatkan daya saing pribadi sehingga ketika memasuki dunia kerja dapat meningkatkan daya saing perusahaan,” ujar Panca Yuda Kurniawan, ketua panitia. Seminar yang dihadiri sekitar 250 orang peserta ini terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama, sebagai pembicara yaitu Prof.Dr.Ida I Dewa Gede Raka –guru besar Teknik Industri ITB- memaparkan mengenai corporate competitiveness. Sebuah industri yang kompetitif yaitu industri yang memiliki value lebih, relatif terhadap industri lain di mata konsumen. Menurutnya, kadang produsen hanya melihat value atas produk dari ‘bahasa’ produsen bukan dari ‘bahasa’ konsumen, hal inilah yang membuat penurunan daya saing. Faktor lain yang mempengaruhi daya saing, yaitu tatanan dalam perusahaan, sektor industri lain, kondisi nasional, dan kondisi global. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tatanan sektor industri diantaranya, intensitas persaingan antar perusahaan sejenis, bargaining power dari pembeli dan pemasok, ancaman pendatang baru, dan ancaman produk subtitusi. Daya saing menurut Gede Raka terutama ditentukan oleh struktur industri. Ia menyarankan sebelum memutuskan bekerja untuk sebuah industri agar memperhatikan bagaimana industri tersebut berhubungan dengan suppliers dan buyers, hal ini penting sebagai salah satu parameter daya saing sebuah industri. Hal menarik yang disampaikan Gede Raka, yaitu mengenai strategi bersaing. Dikatakan bahwa cara terbaik untuk bersaing adalah justru menghindari persaingan (avoid competition).”Dua sumbu dalam strategi bekompetisi, yaitu do better or do differently,” ujarnya. Dengan strategi tersebut, walaupun sebuah industri membuat produk sejenis, tidak akan membuat industri yang sudah ada merasa tersaingi. Hal terakhir yang disampaikan, yaitu membangun daya saing ‘from good to great’. Bagaimana membangun ‘long term’ competitiveness melalui operation excellence. Ia mengambil ‘The Toyota Way’ sebagai contoh. Gayung bersambut, pada sesi kedua Ir. Triharyo Soesilo,MchE –CEO PT.Rekayasa Industri- memaparkan corporate competitiveness dari kacamata praktisi. Dalam presentasinya, ia banyak memaparkan tentang kondisi perindustrian di Indonesia. Dari pengalamannya, indsustri yang kompetitif adalah industri yang berbasis bahan baku lokal. Industri yang prospektif di masa depan antara lain industri panas bumi, industri bahan tambang, industri offshore, dan industri Argo. Keunggulan kompetitif diperoleh melalui inovasi. Triharyo Soesilo atau yang akrab disapa ‘Hengky’ mengatakan bahwa Insinyur Teknik Industri dapat berperan dalam membangun daya saing perusahaan terutama dalam sektor business management dan program management. Sesi pertanyaan menjadi sesi penutup acara seminar Corporate Competitiveness. Seminar berakhir pada pukul 16.00.