Seminar Jarak Jauh : ”Multiculturalism in Democratic Society”
Oleh kristiono
Editor kristiono
BANDUNG, itb.ac.id - Proses demokratisasi tidak akan pernah berjalan sempurna tanpa tumbuhnya multikulturalisme. Masyarakat multikultural ditandai dengan munculnya rasa saling menghargai dan berkembangnya kesadaran antar kelompok untuk lebih mengutamakan negoisasi dalam menyelesaikan persoalan. Faham multikulturalisme, yang merupakan oposisi faham konservatif warisan kolonialisme, dewasa ini semakin berkembang seiring dengan fenomena globalisasi. Oleh sebab itu, demokrasi, multikulturalisme, dan globalisasi sejatinya merupakan sesuatu yang keberadaannya saling berkelindan. Demikian diutarakan oleh Dr. Gregory Jay, dalam seminar melalui teleconference bertajuk “Multiculturalism in Democratic Society” antara Kedubes Amerika Serikat di Jakarta dan Perpustakaan Pusat ITB, Kamis (22/5).
Jay memulai presentasinya dengan memberikan gambaran masyarakat multikultur yang kini berkembang di Amerika. Sebagai contoh, Jay mengetengahkan kasus Wisconsin, kota berpenduduk 1,5 juta jiwa yang sebagian besar penduduknya adalah kulit berwarna. Pendiri sekaligus Direktur Cultures and Communities Program University of Wisconsin ini menyatakan, interaksi intens antar golongan masyarakat di Wisconsin berhasil menumbuhkan rasa saling pengertian, rasa nyaman hidup berdampingan dan terciptanya hubungan yang harmonis antar golongan masyarakat. “Guna memahami multikulturalisme, beberapa kali saya menyarankan murid-murid saya untuk mengenal sebanyak mungkin komunitas. Karena hanya dengan berinteraksi dengan komunitas lain memungkinkan kita untuk juga merasakan pengalaman yang mereka alami”, ujar Jay.
Jay mencatat, perkembangan konsep multikulturalisme bisa berbeda-beda di setiap negara, karena setiap masyarakat memiliki caranya sendiri dalam menjabarkan faham ini. Jay mencontohkan, Amerika Serikat menganut faham pemisahan antara sistem politik (state) dan agama (church).
Dr. Gregory Jay adalah Professor Bahasa Inggris di Universitas Wisconsin-Milwaukee, Amerika. Keterlibatan Dr. Jay terhadap isu-isu sosial sudah dimulai sejak Ia masuk kuliah di University of California, hingga meraih gelar BA bidang literature pada tahun 1970. Jay, yang lahir dan besar di California, merupakan pengarang dan editor enam buku tentang studi budaya Amerika. Bukunya yang berjudul “American Literature and the Culture Wars” kini merupakan salah satu buku pegangan wajib para mahasiswa yang menekuni isu multikulturalisme.