Seminar Jurnalistik Ilmiah Hadirkan Editor National Geographic Indonesia

Oleh Luh Komang Wijayanti Kusumastuti

Editor Luh Komang Wijayanti Kusumastuti

BANDUNG, itb.ac.id- Ruang Multimedia Perpustakaan Pusat ITB Lantai 4 dipenuhi peserta seminar Jurnalistik Ilmiah yang diadakan pada Sabtu (1/03/14). Seminar tersebut diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Biologi (Nymphaea) dan Himpunan Mahasiswa Mikrobiologi (Archaea) ITB. Pembicaranya adalah Idham P. M. (Pimpinan Utama Boulevard ITB), M. Arfah D. (Pimpinan Redaksi Boulevard ITB 06-07), dan Firman Firdaus (Editor National Geographic Indonesia). Pada seminar tersebut, selain dipaparkan mengenai materi jurnalisme, peserta juga merasakan menulis langsung sebuah artikel ilmiah yang kemudian diulas bersama.

Pembicara pertama yaitu Idham menjelaskan mengenai jurnalisme di ITB yang menyoroti dinamika kampus Ganesha dan isu-isu yang sedang beredar di dalam negeri. Dilanjutkan dengan penjelasan Arfah mengenai sepuluh elemen jurnalisme yang ia gunakan sebagai dasar dan panduan untuk jurnalis Boulevard. Menurutnya, sepuluh elemen ini juga digunakan sebagai dasar di berbagai media. Elemen tersebut adalah kebenaran, loyal terhadap masyarakat, disiplin verifikasi, independensi, pemantauan kekuasaan, penyedia forum publik, menarik dan relevan, komprehensif dan proporsional, mengikuti hati nurani, serta kepemilikan hak dan kewajiban masyarakat dalam jurnalisme. Ia juga menambahkankan bahwa masyarakat memiliki hak untuk menentukan media yang dikonsumsi, apakah sehat atau tidak.

Selanjutnya, Firman mengangkat topik 'Mengasah Pena Kaum Cendikia' dalam pembahasannya mengenai penulisan jurnal atau artikel ilmiah. Ia mengutip sebuah pepatah, "qui scribit bis legit", yang berarti barang siapa menulis, ia membaca dua kali. Menulis baginya dapat membuat banyak perubahan bagi kehidupan manusia. Ia mengungkapkan beberapa modal untuk menulis yaitu kepekaan, sikap kritis, dan penggunaan bahasa. Sebelum menulis, menurutnya, harus menentukan topik terlebih dahulu, kemudian perdalam dan perluas perspektif, serta susun sketsa dan poin-poin bahasan. Dalam menulis jurnal ilmiah, perlu diketahui target dari pembaca dan kepada siapa informasi tersebut diberikan. Pada umumnya, sains populer yang biasa ditulis tidaklah ditujukan kepada para pakar di bidang terkait. Sehingga, penggunaan terminologi-terminologi khusus sebaiknya dikurangi.

Acara kemudian dilanjutkan dengan workshop penulisan jurnal ilmiah. Hasil tulisan kemudian diulas oleh Firman dan dipilih tiga tulisan terbaik. Pada akhir acara Firman  menambahkan, "Jika mau belajar lebih, sering-seringlah membaca jurnal pemenang pada kompetisi menulis yang sudah terkenal."