Seminar Nasional Infrastruktur dengan tema “Smart and Sustainable Infrastructure“
Oleh
Editor
Bandung, itb.ac.id – Seminar Nasional Infrastruktur dengan tema “Smart and Sustainable Infrastructure“ telah diadakan di Aula Barat, Kampus ITB pada hari Senin (05/03) kemarin. Seminar Nasional Infrastruktur ini dibagi menjadi dua buah sesi. Sesi pertama mengusung tema “Tantangan dan Peluang Perkembangan Infrastruktur Indonesia Menuju Visi Indonesia 2020“, sedangkan sesi kedua bertemakan “Pengembangan Kawasan Baru yang Cerdas dan Berkelanjutan (New Era Development)“.
Seminar nasional ini diawali dengan laporan dari Doyoroso H.P sebagai ketua panitia Pekan Interaksi Ilmiah (PII) 2007. Pekan Interaksi Ilmiah (PII) 2007 dibuka secara resmi oleh Dr. Ir. Carmadi Machbud, Wakil Rektor ITB bidang Sumber Daya. Prof. Dr. Djoko Santoso yang semula direncanakan sebagai keynote speaker ternyata berhalangan hadir, sehingga digantikan oleh Pak Hermanto Dardak. Beliau mengatakan bahwa infrastruktur merupakan parameter kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Tidak tersedianya infrastruktur sebagaimana mestinya mengakibatkan daya saing, dan proses produksi tidak dapat berkembang. Pembangunan infrastruktur di Shanghai sebesar 30 % per tahunnya dapat meningkatkan daya saing Cina di dunia Internasional. Visi pendidikan di ITB adalah keseimbangan antara teori yang diperoleh mahasiswa di ruang kuliah dengan praktiknya di lapangan.
Sesi pertama diawali dengan presentasi Dr. Robin A. Suryo, MRP dari Bapennas. Latar belakang rencana pembangunan infrastruktur Indonesia sampai 2025 yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa. Sedangkan Visi jangka Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) nasional yaitu terciptanya Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur. Seminar ini dilanjutkan dengan presentasi Ir. Tatag Wiranto, Ketua Ahli Perencanaan Nasional. Infrastruktur harus mampu mengembangkan daerah produksi di Indonesia untuk meningkatkan daya jual barang. Ir. Frans Satyaki Sunito dari PT. Jasa Marga mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur akan mengembangkan pergerakan perekonomian. Saat ini sedang direncanakan pembangunan jalan tol Trans Java (Jakarta – Surabaya) kurang lebih 800km. Prof. Dr. Ir. Rizal Z. Tamin, dosen MRK ITB menekankan bahwa infrastruktur menjadi peran kunci dalam pembangunan Indonesia di masa depan.
Sesi kedua ini diawali dengan presentasi Ir. Dicky Setiawan, Mba dari PT. Bakrie Swasakti Utama mengatakan bahwa condominium memiliki kecenderungan permintaan dan penawaran (supply and demand) yang makin meningkat di Jakarta. Seminar ini dilanjutkan dengan presentasi dari Ridwan Kamil, ST, MUD, dosen Arsitektur ITB. Beliau mengatakan bahwa penggunaan lahan yang tidak efisien akan mengakibatkan terciptanya berbagai permasalahan di bidang sosial, dan ekonomi. Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata dari Wiratman and Associates mengatakan hal yang serupa yaitu pembangunan yang cerdas dan berkelanjutan harus melalui tahap perencanaan yang matang dengan menerapkan kaidah - kaidah teknologi yang teruji. Setiap adanya inovasi, harus memenuhi kriteria dan melibatkan teknologi yang telah teruji. Dr. Ir. Harun Al Rasyid Sorah, M.Sc., Ph.D., dosen Transportasi ITB berpendapat masyarakat memerlukan subsidi dari pemerintahan untuk membangun fasilitas umum. Seminar Nasional ini ditutup dengan pidato dari Bapak Saptahari Sugiri, Dekan Fakultas Teknik Sipil Dan Lingkungan ITB.
Seminar nasional ini diawali dengan laporan dari Doyoroso H.P sebagai ketua panitia Pekan Interaksi Ilmiah (PII) 2007. Pekan Interaksi Ilmiah (PII) 2007 dibuka secara resmi oleh Dr. Ir. Carmadi Machbud, Wakil Rektor ITB bidang Sumber Daya. Prof. Dr. Djoko Santoso yang semula direncanakan sebagai keynote speaker ternyata berhalangan hadir, sehingga digantikan oleh Pak Hermanto Dardak. Beliau mengatakan bahwa infrastruktur merupakan parameter kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Tidak tersedianya infrastruktur sebagaimana mestinya mengakibatkan daya saing, dan proses produksi tidak dapat berkembang. Pembangunan infrastruktur di Shanghai sebesar 30 % per tahunnya dapat meningkatkan daya saing Cina di dunia Internasional. Visi pendidikan di ITB adalah keseimbangan antara teori yang diperoleh mahasiswa di ruang kuliah dengan praktiknya di lapangan.
Sesi pertama diawali dengan presentasi Dr. Robin A. Suryo, MRP dari Bapennas. Latar belakang rencana pembangunan infrastruktur Indonesia sampai 2025 yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa. Sedangkan Visi jangka Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) nasional yaitu terciptanya Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur. Seminar ini dilanjutkan dengan presentasi Ir. Tatag Wiranto, Ketua Ahli Perencanaan Nasional. Infrastruktur harus mampu mengembangkan daerah produksi di Indonesia untuk meningkatkan daya jual barang. Ir. Frans Satyaki Sunito dari PT. Jasa Marga mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur akan mengembangkan pergerakan perekonomian. Saat ini sedang direncanakan pembangunan jalan tol Trans Java (Jakarta – Surabaya) kurang lebih 800km. Prof. Dr. Ir. Rizal Z. Tamin, dosen MRK ITB menekankan bahwa infrastruktur menjadi peran kunci dalam pembangunan Indonesia di masa depan.
Sesi kedua ini diawali dengan presentasi Ir. Dicky Setiawan, Mba dari PT. Bakrie Swasakti Utama mengatakan bahwa condominium memiliki kecenderungan permintaan dan penawaran (supply and demand) yang makin meningkat di Jakarta. Seminar ini dilanjutkan dengan presentasi dari Ridwan Kamil, ST, MUD, dosen Arsitektur ITB. Beliau mengatakan bahwa penggunaan lahan yang tidak efisien akan mengakibatkan terciptanya berbagai permasalahan di bidang sosial, dan ekonomi. Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata dari Wiratman and Associates mengatakan hal yang serupa yaitu pembangunan yang cerdas dan berkelanjutan harus melalui tahap perencanaan yang matang dengan menerapkan kaidah - kaidah teknologi yang teruji. Setiap adanya inovasi, harus memenuhi kriteria dan melibatkan teknologi yang telah teruji. Dr. Ir. Harun Al Rasyid Sorah, M.Sc., Ph.D., dosen Transportasi ITB berpendapat masyarakat memerlukan subsidi dari pemerintahan untuk membangun fasilitas umum. Seminar Nasional ini ditutup dengan pidato dari Bapak Saptahari Sugiri, Dekan Fakultas Teknik Sipil Dan Lingkungan ITB.