Songsong RPJMN 2015-2019, HMTL Adakan Seminar Green Infrastructure
Oleh Mega Liani Putri
Editor Mega Liani Putri
Pada sesi pertama, topik yang dibahas adalah "Studi Kasus Pengembangan Green Infrastructure". Ada dua pembicara yang berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yaitu Dewi Chomistriana, S.T., M.Sc. dan Ir. Nicodemus Daud, M.Si. Dewi Chomistriana kini menjabat sebagai Kepala Bidang Teknologi Konstruksi Berkelanjutan BP Konstruksi. Beliau pun adalah alumni Teknik Lingkungan angkatan 1989. Beliau menjelaskan tentang green infrastructure sebagai bagian dari sustainable infrastructure. Green infrastructure adalah bangunan dan fasilitas publik yang memperhatikan efisiensi energi, pengurangan polusi, serta manajemen limbah. Green infrastructure sendiri adalah bagian dari sustainable infrastructure, yaitu infrastruktur yang berdampak lebih baik kepada lingkungan hidup; menguntungkan, menyajikan kepuasaan, melindungi lingkungan, serta meminimalisasi penggunaan sumber daya dan energi. Sekata dengan Nicodemus Daud, pengembangan green infrastructure sangat penting dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat secara signifikan dan mendorong industri untuk lebih memperhatikan aspek-aspek konstruksi hijau.
Pada sesi kedua, "Kebijakan Pengembangan Green Infrastructure dan Perspektif Dunia Usaha" menjadi pembahasan yang cukup menarik. Siti Adiningsih Adiwoso (Ketua Umum Green Building Council Indonesia) dan Ir. Winarko Hadi Susilo, M.M. (praktisi Teknik Lingkungan) hadir memaparkan hal-hal yang telah mereka terapkan di Indonesia. Dijelaskan bahwa di Indonesia telah banyak investor dan kontraktor yang menaruh perhatian besar pada pengembangan green infrastructure. "Ini adalah generasi Anda. Anda yang harus melaksanakan. Zaman sekarang semuanya serba tentang speed and connectivity. Untuk itu perhatian kita harus tertuju pada development, terutama terkait FEW (food, energy, and water)," ucap Ketua Umum Green Building Council Indonesia.
"Peran Tenaga Ahli Teknik Lingkungan dalam Pengembangan Green Infrastructure" menjadi sesi pamungkas pada seminar kali itu. Dr. Ir. Zevi Azzaino, M.Sc., pakar Ikatan Ahli Tekik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia, menyampaikan bahwa program studi Teknik Lingkungan berperan sangat penting sebagai penyedia teknologi dan sumber daya manusia. Selain itu, prodi harus terus berkembang sehingga dapat memenuhi prospek sesuai dengan zaman. Hadir pula kepala program studi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, Rofiq Iqbal, Ph.D. untuk menambah kazanah peran akademisi dalam menerapkan green infrastructure kepada masyarakat. Beliau pun berpesan, "Kita perlu membangun infrastruktur. Namun, perlu diingat bahwa yang membuat perubahan itu adalah manusianya."