Seminar Nasional Pengembangan IPTEK dalam Kerangka Mengatasi Pengangguran dan Kemiskinan
Oleh
Editor
Bandung, itb.ac.id – Kenapa kita harus mengembangkan teknologi untuk mengatasi masalah ekonomi? “Karena teknologi ujungnya industri, dan industri ujungnya ekonomi,” tutur Djoko Santoso, Rektor ITB, saat membuka Seminar Nasional bertajuk Pengembangan IPTEK dalam Kerangka Mengatasi Pengangguran dan Kemiskinan. Seminar Nasional yang diadakan dalam Rangkaian Kegiatan Kongres VII Ikatan Alumni (IA) ITB bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengembangan IPTEK di Indonesia dalam menjawab masalah pengangguran dan kemiskinan.
Seminar yang diadakan pada hari Kamis (15/11) lalu, menghadirkan pakar ekonomi seperti Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti dan Dr. Rizal Ramli sebagai pembicara. Dari ITB sendiri, menghadirkan Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc dan Dr. Yasraf A. Piliang selaku pembicara. Seminar yang bertempat di Aula Barat ITB dihadiri oleh kurang lebih 100 peserta, baik dari IA ITB daerah dan pusat, IA ITB jurusan, maupun mahasiswa dan umum.
Acara diawali dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya oleh seluruh peserta seminar. Seminar dibagi ke dalam 2 sesi. Sesi I yang dipandu oleh Dr. Umar Juoro, mengangkat judul Gambaran Analisa Upaya Pengurangan Kemiskinan yang dibawakan oleh Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, kemudian dilanjutkan oleh paparan Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc yang berjudul Paradigma Kebijakan Pengembagan IPTEK di Indonesia Berkaitan dengan Perbaikan Perekonomian Bangsa.
Dorodjatun dalam uraiannya menyampaikan bahwa masalah pengagngguran dan kemiskinan merupakan masalah jangka menengah sampai dengan jangka panjang. Beliau menghimbau agar kedua masalah tersebut harus dihadapi lewat upaya peningkatan investasi untuk menaikkan laju pertumbuhan ekonomi dari jenis yang mampu menciptakan kesempatan kerja dalam jumlah besar yang dibarengi dengan upaya memelihara kestabilan ekonomi makro, utamanya tekanan inflasi.
Kemudian pada sesi II yang dipandu oleh Dr. Ir. Widyo Nugroho Sulasdi, mengangkat judul Posisi Pengembangan IPTEK dalam Perspektif Ekonomi yang dibawakan oleh Dr. Rizal Ramli. Paparan kedua pada sesi II dibawakan oleh Dr. Yasraf A. Piliang mengangkat judul Kendala Budaya Indonesia dalam Pengembangan IPTEK.
Hasil seminar ini akan dirumuskan untuk diajukan sebagai salah satu rekomendasi dalam Kongres IA ITB 2007. “Semoga seminar ini bermanfaat tidak hanya untuk keluarga besar ITB tapi juga untuk bangsa dan negara,” ungkap Nanang T. Puspito selaku Ketua Panitia Seminar sekaligus Wakil Ketua Umum Panitia Kongres VII IA ITB.