Seminar Renewable Energy and Green Building M-Fest 2011: Nuclear and Geothermal Energy for Our Future, Green Building for Better Savings

Oleh Ria Ayu Pramudita

Editor Ria Ayu Pramudita

BANDUNG, itb.ac.id - Sebagai bagian dari rangkaian acara M-Fest 2011, Himpunan Mahasiswa Mesin Institut Teknologi Bandung (HMM ITB) mengadakan seminar mengenai teknologi hijau (green technology) di Aula Timur pada Senin (31/01/11). Seminar yang mengangkat tema "Renewable Energy and Green Building: Nuclear and Geothermal Energy for Our Future, Green Building for Better Savings" mengundang para pembicara dari berbagai kalangan, baik dari engineer, aktivis lingkungan, maupun pengamat industri dari aspek sosial dan kemasyarakatan.
Acara yang terinspirasi dari kajian rutin dari Divisi Internal HMM ITB ini berkolaborasi dengan kepanitiaan M-Fest 2011 karena memiliki kesamaan minat mengenai teknologi hijau. Teknologi hijau yang dibahas dalam seminar ini adalah pemanfaatan energi masing-masing dari nuklir dan geotermal. Selain itu dibahas juga mengenai konsep bangunan hijau (green building) untuk mengoptimasi penggunaan energi sehingga bisa menghemat konsumsi energi dalam bangunan.

Menurut Amar Hamzah Suryono (Teknik Mesin 2007), sudah saatnya Indonesia mulai menerapkan konsep-konsep teknologi ramah lingkungan dalam aplikasi yang lebih nyata. Amar yang menjabat sebagai ketua panitia dari seminar ini menjelaskan bahwa teknologi nuklir dan geotermal saat ini sudah berkembang sangat maju dan terbukti memiliki potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan. Bahaya-bahaya dari teknologi semacam ini yang banyak ditakutkan oleh masyarakat, terutama nuklir, sesungguhnya sudah tidak relevan lagi karena teknologi saat ini sudah menemukan banyak cara untuk menjamin keamanannya. Belum lagi dengan keunggulannya dalam bidang lingkungan, seperti yang banyak diketahui oleh masyarakat, nuklir dan geotermal mengemisikan sedikit sekali polusi.

Selain usaha-usaha untuk mendapatkan energi dari sumber-sumber yang lebih efisien dan ramah lingkungan, dalam seminar ini juga dibahas mengenai konsep bangunan hijau. Bangunan hijau (green building) merupakan sebuah penerapan suatu bangunan yang dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memanfaatkan energi secara efisien. Salah satu contohnya adalah dengan mendinginkan dinding-dinding bangunan dengan air, lalu memanfaatkan air sisanya untuk flush toilet. Dengan penghematan semacam itu diharapkan konsumsi energi bangunan tersebut dapat berkurang.

Agar para pesertanya memahami secara menyeluruh urgensi dan keunggulan teknologi-teknologi ini, para pembicara seminar didatangkan dari berbagai kalangan. Tidak hanya engineer nuklir yang berasal dari BATAN, didatangkan juga aktivis lingkungan dari Walhi dan juga pengamat dunia industri dari dampak sosial kemasyarakatan yang diakibatkannya. Selain seminar yang dilaksanakan di sesi awal, acara yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga pukul 16.00 WIB ini juga melangsungkan talkshow agar para peserta dapat terlibat secara aktif dalam pembahasan.

Teknik Mesin Bukan Hanya tentang Otomotif

Beberapa orang mungkin heran, mengapa program studi Teknik Mesin mengadakan seminar yang membahas tentang teknologi nuklir dan geotermal, bahkan mengenai bangunan. Teknik mesin, atau yang dalam bahasa Inggris disebut mechanical engineering, bukan hanya tentang otomotif. "Kami juga bergerak dalam bidang energi dan konversinya, karena bagaimanapun yang akan membuat alat-alat yang terlibat dalam proses ini (pemanfaatan energi dari nuklir dan geotermal serta teknologi bangunan hijau, red) adalah para insinyur teknik mesin," papar Amar dalam wawancara. Dalam Teknik Mesin ITB sendiri terdapat 3 kelompok keahlian, yaitu konstruksi, konversi energi, dan produksi, yang tentu saja tidak hanya membahas mengenai mesin kendaraan bermotor.

Nuklir ternyata tidak harus selalu dibahas hanya oleh mahasiswa fisika, begitu pula dengan geotermal dan bangunan hijau. Dengan adanya seminar ini, diharapkan mahasiswa ITB akan lebih menyadari pentingnya kolaborasi antar program studi untuk mencapai pemahaman ilmu yang lebih baik, untuk kemudian menciptakan solusi yang lebih nyata untuk permasalahan yang ada dalam masyarakat.