MTI Kembang Desa: Membangun Potensi Desa Tertinggal

Oleh alitdewanto

Editor alitdewanto

Membangun Potensi Desa TertinggalBANDUNG, itb.ac.id - Pengabdian Masyarakat adalah salah satu bentuk tanggung jawab mahasiswa terhadap masyarakat, terutama masyarakat yang berkekurangan. Itulah yang mendasari Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (MTI) ITB untuk mewujudkan kepedulian terhadap sesama melalui kegiatan MTI Kembang Desa. Acara yang diketuai oleh Galuh Beningkinasih ini merupakan rangkaian acara dari MTI Cipation yang dimulai dari Home Tournament, dan Talkshow tentang Pemuda.

Kembang Desa dilaksanakan Sabtu (22/11) - Minggu (23/11) di kampung Cibuluh, desa Pengalengan. Ini merupakan bentuk tindak lanjut dari kegiatan serupa tahun lalu yang mengambil tema School Make Over. Dari kegiatan ini, MTI berharap dapat menjadikan kampung ini sebagai Desa Binaan dengan melihat berbagai potensi yang sangat layak untuk dikembangkan, seperti ternak susu dan kebun arbei.

Saat ini, MTI berkonsentrasi untuk membangun beberapa fasilitas standar yang belum terpenuhi seperti tempat MCK umum, dan pipa pengaliran air. Kembang Desa dibuka dengan sambutan dari Kepala Sekolah SD Negeri Tribhakti, Ketua RW setempat, dan Ketua Himpunan MTI, dilanjutkan dengan seminar mengenai Composing. Tema ini diangkat karena banyak sekali ketidakteraturan warga mengenai pembuangan sampah. Tak pelak banyak sekali bibit penyakit yang diindikasi bersumber dari sini. Dalam hal ini, MTI bekerjasama dengan U-Green ITB (Unit Kegiatan Mahasiswa yang bergerak di bidang penghijauan dan kelestarian lingkungan). Solusi yang paling tepat ialah Keranjang Takakura. Selain ekonomis, juga mudah perawatannya.
" Seminar ini menarik banyak animo masyarakat. Selain karena waktu penyelenggaraan tepat, temanya pun dinilai strategis bagi kepentingan warga." tutur Galuh. "Ditambah pula dengan kefasihan bahasa Sunda dari pembicara sehingga para warga benar-benar mengerti akan pentingnya mengompos sampah."


Dari kegiatan ini, MTI juga mencoba pula untuk berinteraksi dengan siswa-siswa SD Negeri Tribhakti sebagai generasi penerus bangsa nantinya. Interaksi yang dilakukan seperti pemutaran film Denias, games, cerdas cermat kakak-adik, dan malam kesenian. Namun yang paling berkesan bagi masa MTI adalah lomba mengarang denga tema JIka Aku Menjadi. Lomba mengarang ini menunjukkan bagaimana luhurnya impian anak-anak desa ini, selayaknya anak-anak pada umumnya. Bahkan beberapa cerita memberikan inspirasi bagi MTI sendiri. Misal, judul karangan Jika Aku Menjadi Dokter yang yang berasal dari pengalaman si anak sendiri ketika ia mengantarkan ayahnya berobat ke puskesmas. Bukannya ditangani dengan segera, malah disuruh pulang karena biayanya tak mencukupi. Si anak berharap kelak ia akan mengobati semua orang denga tulus, terutama bagi orang-orang yang berkekurangan.


Pada malam hari, acara dilanjutkan dengan Malam Renungan yang dipimpin oleh salah seorang guru setempat dengan mengambil tema Manusia Bermanfaat. Manusia akan diingat dari kontribusinya kepada orang lain. Selain itu, juga penyadaran terhadap arti mahasiswa yang tidak bisa didapatkan di kampus.
" Kita belajar dan kuliah adalah untuk berkontribusi bagi masyarakat, bisa peduli dan saling berbagi." ujar Randi Rakhman, Kepala Divisi Pengabdian Masyarakat MTI.

Kegiatan yang dibina oleh Budi Prihartono, dosen Teknik Industri ini menekankan kebersamaan dengan masyarakat kampung seperti menginap di rumah-rumah warga, reboisasi pohon minyak kayu putih bersama, sampai membantu aktivitas harian warga. Acara diakhiri dengan penyuluhan kesehatan dan kebersihan diri anak-anak seperti teknik sikat gigi yang benar, budaya mencucui tangan sebelum makan, dan rutin mengeramas rambut.


"Dari kegiatan ini, kami berharap potensi desa tertinggal ini dapat dimaksimalisasi dengan membangun dan membenahi beberapa infrastruktur yang ada." tekan Galuh." Kami juga berharap ini bisa menjadi pesan bagi rekan-rekan mahasiswa lain untuk memperhatikan potensi desa-desa tertinggal lainnya."