Seminar Resimen Mahasiswa ITB: Wujudkan Kemandirian Industri Pertahanan Nasional

Oleh Bangkit Dana Setiawan

Editor Bangkit Dana Setiawan

BANDUNG, itb.ac.id - Pada Sabtu (22/03/14) diadakan seminar Nasional yang bertemakan "Leadership dan Kemandirian Teknologi Pertahanan Indonesia" dan bertempat di Gedung Aula Barat ITB. Seminar ini diadakan oleh Resimen Mahasiswa (Menwa) ITB sebagai salah satu rangkaian acara Dies Natalis Menwa ITB yang ke-50 tahun. Peserta yang hadir tidak hanya berasal dari mahasiswa ITB saja, melainkan juga alumni Menwa ITB, instansi TNI, serta komandan dan satuan Menwa se-Indonesia.

Seminar ini menghadirkan enam pembicara yang berpengalaman dalam hal kepemimpinan dan kemiliteran. Mereka adalah Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro Msc., MA., Ph.D. (Menteri Pertahanan), Ir. Susilo Siswoutomo (Wamen ESDM), Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji (Gubernur LEMHANAS), Mayjen TNI (AD) Dedi Kusnadi Thamim (Pangdam III/Siliwangi), Ir. Harry Trihardjono (Dirut PT. Pindad), Ir. Yudo Dwinanda Priadi M.Sc., (Direktur Hankam BAPPENAS), Dr. Ir. Munawar Ahmad. ZA. Setiap pembicara menyampaikan materinya sesuai dengan keahlian masing-masing tetapi terdapat benang merah yaitu mengenai kemandirian teknologi pertahanan Indonesia.

Dewasa ini pengembangan dan pengadaan Alat Utama Sistem Pertahanan (ALUTSISTA) masih sulit dilaksanakan karena minimnya sumber daya manusia dan sedikitnya industri penunjang. Oleh karena itu, dengan diadakan seminar ini harapannya animo masyarakat khususnya mahasiswa ITB terhadap pengadaan ALUTSISTA mengingat perwujudan alat-alat pertahanan membutuhkan resource yang sangat besar.

Perwujudan kemandirian industri pertahanan dalam negeri merupakan salah satu cita-cita besar Indonesia yang masih belum terwujud. Diketahui bahwa setiap negara membutuhkan persediaan alat-alat persenjataan sebagai pertahanan negara tersebut, baik dalam hal wilayah, kedaulatan, keamanan, dan sebagainya. Hal ini diatur dalam UU No.16 /2012 mengenai Industri Pertahanan. Begitu pentingnya alat persenjataan bagi Indonesia, tetapi selama ini diketahui bahwa sebagian besar kebutuhan persenjataan dipenuhi dengan cara impor dari luar negeri.

Untuk mewujudkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri, harus diciptakan kerjasama dan kesinergisan antara kalangan akademisi sebagai pusat riset teknologi,  industri sebagai produsen, pemasok dan perbekalan pendukung, dan TNI sebagai pemakai hasil teknologi tersebut. Peran Menwa ITB adalah menyatukan akademisi yang berasal dari ITB dengan industri dan instansi militer.

Kemandirian industri pertahanan nasional ini akan mewujudkan kemampuan menjamin ketersediaan ALUTSISTA sehingga kemandirian pertahanan negara dan keutuhan kedaulatan NKRI akan terjaga. Terdapat tiga hal yang dapat dicapai ketika Indonesia sudah "mandiri industri", yakni Kemampuan dalam membuat/mengintegrasikan ALUTSISTA , Kebebasan dalam memilih Sumber Material/ Sistem/Teknologi, dan Ketidak-tergantungan terhadap berbagai ikatan.

ITB merupakan kampus teknologi yang menghasilkan lulusan yang seharusnya dapat menyelesaikan berbagai permasalahan di dunia, khususnya di Indonesia. Salah satu permasalahannya adalah minimnya ALUTSISTA produksi dalam negeri. "Semoga dengan adanya seminar ini, mahasiswa ITB dapat lebih aware (red-sadar) dan mengerti perannya dalam menjadi solusi bagi permasalahan di Indonesia," tutup Tiwi (Teknik Lingkungan 2012).

 

Sumber Gambar: Dokumentasi Panitia Seminar Nasional Menwa ITB