Seri Diskusi LPPM ITB: Pentingnya Budaya Menumbuhkan dan Memelihara Inovasi

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB menyelenggarakan diskusi ke-4 dalam rangkaian Discussion Series on Excellent Research Culture. Diskusi dibuka oleh Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D. dan Menteri Riset dan Teknologi Prof. Bambang Soemantri Brodjonegoro. Diskusi diadakan pada Rabu (28/04/2021) melalui Zoom dan YouTube dengan Prof. Satria Bijaksana selaku moderator dan Chris Anderson selaku pembicara.

Chris Anderson, kurator TED, membawakan diskusi dengan “Growing & Maintaining Innovation Culture.” Menurutnya, inovasi dan kultur dapat menghadirkan perubahan pada kehidupan manusia. Ketika hal tersebut belum ada, manusia hanya menyampaikan suatu pengetahuan secara turun menurun sehingga tidak ada perkembangan ataupun kemajuan.

“Namun, inovasi mulai muncul sekitar 30.000 tahun yang lalu,” ujar Chris. Inovasi tersebut membuka pintu untuk inovasi yang lain. Orang-orang saling menginspirasi dan perubahan mengalami akselerasi.

Bagi Chris, hal tersebut merupakan sesuatu yang luar biasa. Bagaimanapun, manusia adalah satu-satunya mahluk di muka bumi yang memiliki akal. Manusia dapat melihat, menyukai, dan menginginkan sesuatu, lalu mengutarakan keinginannya tersebut kepada yang lain. Hanya manusia juga yang dapat mengumpulkan rekan-rekannya dengan visi yang sama untuk mewujudkan gagasan yang diinginkan.

Chris kemudian menceritakan salah satu tokoh Indonesia yang melahirkan perubahan, yaitu Ir. Tjokorda Raka Sukawati. Alumnus Institut Teknologi Bandung tersebut adalah seorang insinyur yang menemukan konstruksi Sosrobahu. Konstruksi tersebut lahir di garasi kerja Tjokorda yang dilatarbelakangi oleh kemacetan Jakarta. Sosrobahu menjadi teknik yang memudahkan pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas saat pembangunannya. Inovasi tersebut tidak hanya membantu menjawab persoalan di Indonesia, tetapi juga di dunia, apalagi dengan kekuatan jalan yang dihasilkan mencapai 100 tahun lamanya.

“Terdapat tiga level inovasi. Sosrobahu sendiri adalah contoh inovasi level kedua,” ujar Chris. Level inovasi pertama yang dimaksud Chris adalah inovasi incremental, yaitu inovasi yang bersifat meningkatkan hal-hal kecil. Inovasi level kedua dengan Sosrobahu sebagai contoh adalah inovasi yang menciptakan produk atau teknik yang baru.

Sementara itu, inovasi level ketiga atau yang tertinggi adalah inovasi pada level sistem dan menghasilkan perubahan yang penting dan besar. Contohnya adalah inovasi Elon Musk, baik inovasinya pada industri mobil maupun industri luar angkasa. Inovasi pada level ini tidak hanya membahas penciptaan produk semata, tetapi juga membahas keberlanjutan dari produk tersebut melalui sistem pemanfaatannya.

Cara mengakarkan inovasi hingga menjadi sebuah kultur atau budaya, dikatakan oleh Chris, sebenarnya telah dibahas oleh banyak episode TED Talks. Namun, hal yang berulang kali disampaikan dalam berbagai episode tersebut adalah bahwa ide tidak muncul tiba-tiba. Ide datang pada pikiran yang telah bersiap. Untuk mempersiapkan pikiran, diperlukan asupan input yang beragam.

“Bring people together from across disciplines,” ujar Chris. Ia juga menambahkan, “Ada satu kunci lagi. Jangan takut melakukan kesalahan.”

Chris juga mengingatkan bahwa dalam berinovasi, kita tidak perlu mengikuti pola orang lain. “Setiap orang memiliki potensi masing-masing untuk dikembangkan dan Indonesia memiliki prospek yang sangat baik dalam menentukan masa depannya,” pungkasnya.

Reporter: Zahra Annisa Fitri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)