SF ITB Gelar Simposium dan Workshop Farmakovigilans, Ungkap Perkembangan Teknologi untuk Keselamatan Pasien
BANDUNG, itb.ac.id - Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF ITB) menyelenggarakan Simposium dan Workshop Farmakovigilans bertemakan "Digital Technology Applications in Pharmacovigilance", pada Sabtu (21/9/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk membahas perkembangan teknologi digital dalam meningkatkan keselamatan pasien melalui farmakovigilans, terutama di negara-negara berkembang. Acara ini dihadiri oleh 67 peserta secara luring dan 38 peserta secara daring.
Acara ini diawali dengan sambutan dari Dekan Sekolah Farmasi ITB, Prof. apt. I Ketut Adnyana, Ph.D., serta perwakilan dari International Society of Pharmacovigilance (ISoP), Prof. Dr. Jarir At Thobari, D.Pharm., Ph.D.
Sementara itu, perwakilan dari World Health Organization (WHO) Indonesia, Roderick Salenga, RPh, MPH., menyampaikan paparan kunci tentang tantangan dan peluang farmakovigilans di negara-negara berkembang.
Pada sesi Pleno 1, apt. Rizki Ayu Amalia, S.Farm. dari Roche memberikan presentasi tentang integrasi kecerdasan buatan dan teknologi digital dalam meningkatkan keselamatan pasien melalui farmakovigilans. Pada sesi Pleno 2, Dr. Purnomo Husnul Khotimah, M.T. peneliti di Pusat Riset Sains Data dan Informasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), memaparkan potensi penggunaan basis data Kesehatan, untuk mengumpulkan data, mengolah informasi, dan memperoleh pengetahuan yang dapat mendukung keselamatan pasien.
Pada acara ini, dilakukan pula peluncuran dan sosialisasi situs “Pak Osman”. Situs ini adalah hasil penelitian dari dosen Sekolah Farmasi ITB, apt. Cindra Tri Yuniar, M.Si. Beliau mengatakan bahwa situs “Pak Osman” dapat dimanfaatkan untuk edukasi tenaga kesehatan terkait aspek keamanan obat. "Selain itu, situs ini juga dapat digunakan untuk mengirimkan pelaporan awal terkait efek samping obat yang dialami pasien," ujarnya.
Setelah sesi istirahat, acara dilanjutkan dengan tiga workshop, yang dipandu oleh para ahli terkemuka di bidang farmakovigilans dari dalam dan luar negeri.
Workshop 1 bertema "Penerapan Strategi Farmakovigilans Berbasis Bukti untuk Menjamin Keselamatan Pasien", dipandu oleh Dr. Grace Wangge dari Monash University Indonesia dan apt. Zultan Zazuli, Ph.D dari ITB. Workshop ini berfokus pada cara-cara praktis untuk menerapkan strategi farmakovigilans berbasis bukti dalam sistem kesehatan untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Lalu workshop 2 berjudul "Farmakovigilans Berbasis Rumah Sakit: Meningkatkan Keselamatan Pasien Melalui Penguasaan Keterampilan Praktis dan Pemanfaatan Data", dipandu oleh Evi Dwi Noiranny dari Dexa Group, Siti Asyifah Abdoellah dari NDFA Indonesia, serta tim ahli lainnya seperti Cindra Tri Yunia dari ITB dan Rizki Ayu Amalia dari Roche. Agenda ini mengeksplorasi cara-cara praktis untuk memanfaatkan data rumah sakit dalam mendukung keselamatan pasien.
Adapun pada workshop 3 mengangkat topik "Pemanfaatan Big Data untuk Meningkatkan Farmakovigilans" yang dipandu oleh Dr. Rabia Hussain dari Universiti Sains Malaysia, Dr. apt. Tjokorde Istri Armina Padmasawitri dari ITB, dan Dr. apt. Hubbi Nashrullah Muhammad dari ITB. Workshop ini membahas bagaimana teknologi big data dapat diintegrasikan dalam sistem farmakovigilans untuk memperkuat pemantauan dan analisis keselamatan obat secara lebih luas.
Dengan adanya berbagai sesi diskusi dan workshop ini, para peserta memperoleh wawasan yang lebih mendalam mengenai penerapan teknologi digital dalam farmakovigilans serta strategi praktis yang dapat diterapkan di institusi kesehatan masing-masing.
scan for download